Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung, tiba-tiba hadir dalam sidang mantan Direktur Utama Merpati Nusantara, Hotasi D.P. Nababan. Dia memberi dukungan kepada kawan karibnya sejak kuliah di Institut Teknologi Bandung.

"Hotasi sahabat lama saya," kata Pramono kepada wartawan di ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (22/1).

Pramono yang mengenakan kemeja batik itu datang pada pukul 10.15 WIB. Tetapi, 20 menit kemudian dia pergi.

Agenda sidang lanjutan hari ini adalah mendengarkan nota pembelaan dari Hotasi Nababan dan Tony Sudjiarto. Menurut jadwal, sidang bakal dilaksanakan pukul 09.00 WIB. Tetapi, sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan dimulai.

Pramono mengatakan, dia jengkel ternyata hukum di Indonesia masih bisa dipermainkan. Selain Pramono, dalam sidang kali ini beberapa teman kuliah Hotasi di ITB juga hadir.

Menurut Pramono, dia tidak melihat kebijakan yang dilakukan Hotasi dengan hendak menyewa dua pesawat Boeing seri 737-400 dan 500, saat menjabat sebagai Dirut Merpati demi kepentingan orang banyak. Tetapi, dia mengaku kecewa dengan hukum Indonesia yang malah memperkarakan tindakan Hotasi.

"Saya melihat ada semacam target kepada Hotasi," ujar Pramono.

Pramono pun menyanjung sahabat dekatnya itu. Menurut dia, saat ini belum ada orang dengan reputasi seperti Hotasi, yang ternyata malah dililit masalah.

"Bahkan banyak orang yang sudah betul-betul bersalah tapi dibiarkan saja. Ini kebijakan secara organisatoris yang diambil secara profesional di Merpati saat itu, dan tidak bisa dipidana," kata Pramono.