Merdeka.com - Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kualatungkal, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), tiba-tiba saja mengamuk Minggu (20/1) kemarin sekitar 10.00 WIB. Mereka protes dengan pemberlakuan PP nomor 39 tahun 2012 tentang pemberian remisi.

"Penyebab terjadinya karena ketidaksetujuan ada PP No. 99/2012 tentang Remisi bagi tahanan terorisme, narkotika dan korupsi. Tahanan merasa keberatan dan memprotes dan terjadi kerusahan," kata Kabag Penum Kombes Polr Agus Rianto di kantornya Jakarta, Senin (21/2).

Kejadian ini bermula ketika para napi protes dengan pemberlakuan PP Remisi yang dikeluarkan Presiden SBY . Buntut dari protes itu sebanyak 62 tahanan kabur pada hari Sabtu lalu sekitar pukul 15.00 WIB. Sebagian besar napi yang kabut adalah tersangka kasus pidana umum dan narkoba.

"21 Di antaranya berhasil ditangkap kembali, 19 sampai di lapas, 2 masih dititipkan polres Indragiri Hilir, Kepulauan Riau," tambahnya.

Kericuhan kemarin menyebabkan kaca-kaca di lapas pecah. Untungnya tidak ada tahanan yang menjadi korban.

"Dari 62 yang lari, 54 napi 8 tahanan titipan Polri. Dari 54 napi dari pidum 36 dan narkoba 18, sisanya masih buron. Tidak ada petugas yang luka. Tahanan dan napi yang kabur lewat depan gerbang melakukan pengerusakan terlebih dulu," lanjut Agus.

Sampai saat ini, belum diketahui pasti apakah memang ada kelompok yang sengaja memanfaatkan momen ini. Aparat polisi pun terus melakukan pengejaran terhadap mereka, termasuk melakukan penjagaan di perbatasan.

"Masih dilakukan pengejaran kita sudah mengerahkan polres dan polda di lokasi peristiwa terjadi. Juga mengerahkan anggota melakukan razia. Mereka diimbau menyerahkan diri," tutup Agus.

Sekadar diketahui, PP No 99 tahun 2012 telah ditandatangani SBY pada 12 Desember 2012. Salah satu poinnya berbunyi tahanan terorisme, korupsi dan narkoba yang divonis tidak lebih dari lima tahun tidak akan mendapatkan remisi.