Potret Kemiskinan Indonesia, Anak-Anak Sarmi Papua Tempuh 7 Km Jalan Kaki ke Sekolah
Merdeka.com - Potret kemiskinan Ibu Pertiwi nampak tergambar jelas di Kabupaten Sarmi, Papua. Betapa tidak, adalah fakta anak-anak generasi penerus harus menempuh panjangnya perjalanan sejauh 7 km agar sampai ke sekolah mereka. Tempat menimba ilmu.
Kondisi ekonomi yang menghimpit, membuat mereka tidak mampu memiliki sepeda. Sepeda atau alat transportasi pribadi lainnya seakan menjadi barang teramat mewah.
Potret kemiskinan itu diungkap Menteri Sosial Tri Rismaharini. "Saya tanya, kalian pengin apa? Sepeda. Karena selama ini mereka harus jalan kaki kurang lebih 7 km menuju sekolah," ujar Mensos Risma di Jakarta.
Seperti dikutip Antara, Risma mengatakan di samping harus menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Kemensos berupaya untuk memberikan bantuan kepada anak-anak tersebut.
Oleh karena itu, Kemensos melalui bantuan yang diberikan Human Initiative, mengupayakan adanya bantuan sepeda kepada 50 anak-anak di Kabupaten Sarmi agar tidak berjalan kaki lagi.
Serah terima puluhan sepeda tersebut dilakukan di Kantor Kementerian Sosial.
Risma mengatakan bantuan-bantuan yang datang dari pihak luar tidak hanya diberikan kepada anak di Kabupaten Sarmi, Papua, namun juga untuk anak-anak lainnya yang memerlukan peralatan sekolah.
Seperti halnya yang disebutkan Risma mengenai informasi anak sekolah SD dan SMP di Nusa Tenggara Timur, yang bergantian memakai sepatu.
"Bukan baru, ya. Kita, karena ada masalah ini, awalnya karena kemiskinan dan kalau dia enggak miskin ngapain ganti sepatu. Kemudian, ngapain dia jalan kaki 7 km ke sekolah, pasti dia punya alat kalau dia tidak miskin," kata dia.
Postur anggaran Kemensos yang disebut tidak berlimpah, membuat Risma mengajak sejumlah pihak untuk membantu para generasi penerus di ujung timur Indonesia, terkhusus Kabupaten Sarmi Papua.
"Sebetulnya banyak masyarakat yang peduli. Jadi kita, ini banyak sekali yang menawarkan, juga operasi katarak, bahkan (pembangunan) rumah, rumah anti gempa di beberapa. Sekarang saya menerima banyak tawaran itu," kata dia.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulu Sopir Bergaji Rp 50 Ribu dan Diremehkan, Pemuda di Tasikmalaya Kini Hasilkan Cuan Rp1 Miliar dari Barang Bekas Ini
Dulu dipandang sebelah mata, pemuda berusia 26 tahun ini buktikan kesuksesan.
Baca SelengkapnyaKesal Istri Hamil Tak Didahulukan Mencoblos, Linmas di Palembang Bacok Ketua KPPS
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Palembang inisial OS (30) dilarikan ke rumah sakit akibat dibacok petugas Linmas, RV (40).
Baca SelengkapnyaPenghormatan Terakhir Rakyat Papua untuk Lukas Enembe, Arak Peti Jenazah Sejauh 2,5 KM ke Persemayaman
Ribuan mahasiswa dan masyarakat secara mengarak peti jenazah Lukas Enembe menuju persemayaman.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mensos Risma Nangis Dengar Kesusahan Warga saat Rapat dengan Komisi VIII DPR RI
Risma menangis bahkan sampai menundukan kepalanya, wajahnya pun memerah. Dia terlihap mengucap air matanya dengan tisu.
Baca Selengkapnya2 Pemabuk Aniaya Prajurit TNI hingga Tewas Gara-Gara Tak Diberi Rp5.000
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaBerbagi Kebahagiaan dengan Anak-Anak di Papua
Selain kegiatan memasak bersama tim Kuali Merah Putih, ada juga kegiatan pemberian telur rebus kepada anak-anak di Distrik Agats, Asmat, Papua Selatan.
Baca SelengkapnyaKapolsek Manipa Seram Bagian Barat Dicopot karena Jarang Ngantor
Pencopotan Kapolsek dilakukan setelah masyarakat mengeluhkan kinerjanya.
Baca SelengkapnyaKapolsek Mandau Basah-basahan Bawa Sembako ke Lokasi Banjir
Banjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi hampir di seluruh Provinsi Riau.
Baca Selengkapnya