Merdeka.com - Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan positivity rate di Indonesia saat ini mencapai 13,42 persen. Angka ini masih jauh lebih tinggi dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

"Kita punya PR untuk terus menekan angka penularan sehingga dari sekian banyak orang yang diperiksa hanya 5 persen yang positif," ujarnya saat mengisi Talk Show Covid-19 Dalam Angka di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Rabu (18/11).

Meski lebih tinggi dari standar WHO, positivity rate di Indonesia mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Pada September 2020, positivity rate berada di angka 16,11 persen. Sebulan berikutnya atau Oktober 2020 turun ke angka 13,86 persen.

"Oktober kita melihat ada penurunan di positivity rate dan ini indikasi baik walaupun masih jauh di atas standar WHO," kata dia.

Sementara sejak Juni sampai September 2020, tren positivity rate terus mengalami kenaikan. Pada Juni 2020, positivity rate menyentuh angka 11,71 persen. Pada Juli 2020 naik menjadi 13,36 persen. Sebulan kemudian atau Agustus 2020, positivity rate kembali naik hingga 15,43 persen.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan positivity rate di sejumlah daerah meningkat signifikan usai libur panjang akhir Oktober 2020. Misalnya, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Data 21 sampai 27 Oktober 2020 atau sebelum libur panjang, positivity rate di Jawa Tengah sebesar 13,53 persen dan Jawa Barat 15,4 persen. Setelah libur panjang yakni pada rentang waktu 4 sampai 10 November 2020, positivity rate di Jawa Tengah menjadi 17,4 persen. Sementara Jawa Barat naik menjadi 16,31 persen.

"Ini menandakan terjadi peningkatan penularan yang sangat signifikan pada dua provinsi tersebut," kata Wiku.