Merdeka.com - Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Son Kuswadi menjelaskan tidak ada unsur politik di tengah momen Pilkada 2020, saat menamai gedung aula di kampusnya menggunakan nama "Abdullah Azwar Anas" yang merupakan Bupati Banyuwangi. Penanaman aula tersebut, ramai di media sosial karena dinilai berhubungan dengan dukungan secara politik.

Menurutnya, penamaan gedung aula Abdullah Azwar Anas, murni bentuk rasa terima kasih dan bentuk penghargaan atas berbagai dukungan Pemkab Banyuwangi terhadap kampus Poliwangi selama ini, bukan sebagai bentuk dukungan secara politik.

"Pemberian nama Abdullah Azwar Anas, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa Bupati Anas bagi Poliwangi. Saya mohon maaf apabila penamaan ini menyakiti orang lain yang pada saat ini banyak dikaitkan dengan agenda politik. Ini murni merupakan suatu ketidak-sengajaan,” kata Kuswadi, melalui keterangan tertulis Rabu (25/11).

Kuswadi mengatakan, gagasan pemberian nama gedung aula Abdullah Azwar Anas sudah direncanakan sejak lama, jauh sebelum ada momentum Pilkada yang ternyata, mengusung istri Anas, Ipuk Festiandani sebagai calon bupati saat ini.

"Rencana ini sudah lama yang memang ingin mengapresiasi Bapak Anas, namun pendanaan baru turun mendekati akhir tahun dan juga memang harus segera mengeksekusi serapan anggaran," jelasnya.

Saat perencanaan pembangunan, katanya, Poliwangi juga berupaya mendukung penguatan identitas arsitektur lokal Suku Using, sesuai permintaan Anas. Aula tersebut akhirnya dibangun dengan sentuhan arsitektur lokal Using.

"Ini salah satu bangunan Kampus Poliwangi yang tidak meninggalkan unsur Budaya Banyuwangi dan juga merupakan gagasan Bupati Anas. Ini memang rencananya akan diresmikan dengan nama Aula Abdullah Azwar Anas, atas jasanya memajukan pendidikan di Banyuwangi khususnya Poliwangi," jelasnya.

Salah satu dukungan yang dinilai berjasa, kata Kuswadi, yakni saat Anas membantu proses perubahan status dari kampus swasta menjadi kampus negeri.

"Jadi ini murni apresiasi. Perkembangan Poliwangi dimulai dari proses jadi status negeri hingga torehan-torehan prestasinya tidak luput dari peran pemerintah daerah era Pak Anas. Perubahan status jadi negeri itu satu upaya yang tidak mudah," ujarnya.

Kontributor: Mohammad Ulil Albab