Polisi Telusuri Imunisasi yang Dipakai Anak Gagal Ginjal Akut di Jakarta

Selasa, 7 Februari 2023 18:39 Reporter : Nur Habibie
Polisi Telusuri Imunisasi yang Dipakai Anak Gagal Ginjal Akut di Jakarta Ilustrasi ginjal. ©2012 Shutterstock/Sebastian Kaulitzki

Merdeka.com - Bareskrim Polri menelusuri jenis imunisasi yang dikonsumsi anak pengidap gagal ginjal akut meninggal dunia. Anak tersebut berusia satu tahun mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023 usai mendapatkan imunisasi.

"Kita sedang dalami, jadi kalau sementara ini kan kita memang ini hasil keterangan dari keluarganya yang meninggal, ini dulunya dia itu ada imunisasi. Kita sedang telusuri imunisasi apa, kemudian yang dikonsumsi seperti apa," kata Dir Tipidter Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto saat dihubungi, Selasa (7/2).

"Nanti kita akan informasikan, karena ini dari beberapa pihak ini masih agak sedikit tertutup. Sehingga, kami harus melakukan investigasi agak mendalam," sambungnya.

Pipit mengatakan pihak yang tertutup tersebut adalah puskesmas. Sebab, keluarga korban sudah koperatif kepada petugas.

"(Pihak tertutup) maksudnya pada saat anggota kami di lapangan ini kan mungkin mereka belum koperatif. Bukan (pihak keluarga), pihak keluarga kooperatif ya. Seperti dari pihak puskesmas dan lain lainnya," ujarnya.

Oleh karenanya, polisi bakal memanggil pihak puskesmas serta terkait lainnya atas kasus tersebut.

"Nanti kita akan lakukan pemanggilan secara resmi. Iya (puskesmas setempat dipanggil) pokoknya semua pihak yang terkait nanti kita akan panggil, mintain keterangan. Sejauh mana sih sebetulnya, kita butuh keterangan," ungkapnya.

"Kalau keluarga kan saat ini sedang berduka, tentunya temen-temen media agak sabar dulu ya," pungkasnya.

2 dari 2 halaman

Temuan 2 Kasus Baru

Sebelumnya, Kementerian kesehatan kembali mendapatkan laporan kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Padahal, tak ada tambahan kasus sejak Desember 2022.

“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril.

Dua kasus tersebut dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Syahril menjelaskan, satu kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun yang mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023.

"(Kemudian, anak tersebut) diberikan obat sirop penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion. Pada tanggal 28 Januari, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil atau anuria," jelas Syahril.

Kemudian, anak dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk mendapatkan pemeriksaan. Pada tanggal 31 Januari, pasien mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.

"Dikarenakan ada gejala GGAPA, maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM tetapi keluarga menolak dan pulang paksa," ujar Syahril.

Pada tanggal 1 Februari, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD. Sejak saat itu, kata Syahril, pasien sudah mulai buang air kecil.

"Pada tanggal 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole. Namun, tiga jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal dunia," kata Syahril.

Satu kasus lainnya yang masih merupakan suspek adalah anak berusia 7 tahun, mengalami demam pada tanggal 26 Januari. Kemudian, anak mengkonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri.

"Pada tanggal 30 Januari, (anak) mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari puskesmas. Pada tanggal 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan," jelas Syahril. [ray]

Baca juga:
Kekecewaan Ortu korban Gagal Ginjal Akut Anak: Pemerintah Lalai dan Bebal
Orangtua Korban Gagal Ginjal: Bagaimana Obat Dinyatakan Resmi Bisa Jadi Racun?
Orangtua Korban Gagal Ginjal Akut Anak Desak Presiden dan DPR Panggil BPOM-Menkes
Epidemiolog Nilai Kasus Gagal Ginjal Akut Sudah Penuhi Kriteria Kejadian Luar Biasa
Obat Masuk Daftar Aman, BPOM Diminta Investigasi Penyebab Gagal Ginjal Akut

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini