Merdeka.com - Bareskrim Polri menangkap seorang perempuan berinisial YS. Dia merupakan pelaku pembuat obat-obatan dan jamu ilegal yang tak memiliki izin edar di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada 20 Oktober 2020 lalu.

"Bahwa betul pada tanggal 20 Oktober 2020 sekitar 13.00 Wib, Subdit I Ditipiter Bareskrim Polri telah menangkap tersangka YS di wilayah Klaten, Jawa Tengah. Terkait tindak pidana dan perlindungan konsumen," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (16/11).

Awi menjelaskan, yang bersangkutan telah membuat obat-obatan maupun jamu secara home industri tanpa izin edar. YS membuat jamu bermodalkan pendidikan dan pernah sebagai asisten apoteker dalam meracik jamu atau obat tradisional tanpa melalui cara pembuatan obat yang baik.

"Dari hasil interogasi, YS telah melakukan. Ini sejak tahun 2018 dengan omzet Rp100-150 juta. Terkait kejadian tersebut yang bersangkutan telah melanggar pasal 197 UU no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun," jelasnya.

"Atau memperdagangkan barang yang tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang dipersyaratkan dalam perundang-undangan sebagaimana pada Pasal 8 Ayat 1 Huruf A jo Pasal 62 Ayat 1 UU Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman pidana penjara 5 tahun," sambungnya.

Modus Pelaku

Kasubdit 1 Dittipidter Bareskrim Polri KBP, Pipit Rismanto mengungkap modus pemalsuan dalam pembuatan obat yang dilakukan YS, adalah meracik obat dengab mengganti maupun mencampur bahan-bahan yang tidak sesuai.

"YS mencampur beberapa bahan seperti bahan kimia obat yang seharusnya sebagai campuran bahan kimia obat dicabut dan diganti hanya dengan tepung maizena. Kemudian ada jamu yang seharusnya diproduksi secara tradisional ini malah diberikan obat kimia. Inilah modus mereka memproduksi dua bahan kimia obat dan bahan non obat," jelasnya.

Atas perbuatanya, Pipit menyebutkan, pihaknya telah menyita sejumlah barang bukti seperti bahan baku yang akan dipakai YS untuk memproduksi obat maupu jamu ilegal, termasuk peralatan pengiling dan alat-alat lainya.

"Termasuk barang bukti yang kami sita berupa saset jamu tradisional pegel linu cap madu manggis ini sekitar 12 ribu saset, ada juga jamu kuat lelaki. Kami pun tidak bisa sebutkan semua karena ada 37 item artinya ada ribuan bahan kimia obat maupun non bahan kimia yang kami lakukan penyitaan," jelasnya.

Lebih lanjut, Direktur Penyidikan BPOM Rustyawati menilai adanya obat-obatan ilegal sangatlah berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Menurutnya dalam pembuatan obat haruslah sesuai dan tidak bisa dicampur tanpa perhitungan yang jelas.

"Ada beberapa bahan kimia obat seperti adalah dexamethasone, seldeftimin sitrat, Paracetamol, dan semua itu sangat berbahaya untuk kesehatan kita, tanpa adanya takaran yang jelas," jelas Rustyawati.

"Karena obat harus memiliki takaran yang pas, oleh karena itu tidak diperkenankan untuk dicampur ke bahan-bahan yang lain. Jadi efek sampingnya itu berbahaya seperti seldeftimin sitrat yang berbahaya bagi kesehatan jantung. Misalkan lagi, dexamethasone yang berbahaya kalau dipakai dalam jangka waktu lama akan merusak ginjal kita," sambungnya.