Merdeka.com - Misteri kematian Bripda DS (21) di barak Satuan Sabhara Polrestabes Medan, Sabtu (28/3), mulai terungkap. Rekannya, Bripda KHN (22) dijadikan tersangka.

"Kita sudah melakukan penyidikan dan menetapkan seorang tersangka, yakni Bripda KHN. Sejauh ini ada 11 saksi yang dimintai keterangan terhadap kasus ini," kata Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Johnny Eddizon Isir, Senin (30/3).

Penyidik telah melakukan prarekonstruksi dalam kasus ini. KHN diduga tidak sengaja menembak DS. Dia mengira senjata yang dipegangnya tidak berisi peluru.

"Dari hasil penyidikan sementara, motif yang bersangkutan adalah bercanda, sambil menodongkan pistol dan berujung kematian," jelasnya.

Dalam kasus ini, penyidik mengamankan barang bukti sepucuk senjata api jenis Glock, 1 magazine, 12 butir peluru, 1 selongsong, dan 1 proyektil.

KHN disangka melanggar Pasal 338 KUHPidana dan Pasal 359 KUHPidana. Dia terancam hukuman penjara di atas 5 tahun.

Edizzon mengakui senjata yang digunakan KHN merupakan milik Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Wadirreskrimsus) Polda Sumut, AKBP Bagus Oktobrianto. KHN dikabarkan merupakan sopirnya.

"Kita masih mendalami mengapa senjata itu bisa sampai di tangan yang bersangkutan," kata perwira dengan tanda pangkat melati tiga ini.

Dia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. "Keluarga besar Polrestabes Medan berbelasungkawa atas kejadian ini. Mudah-mudahan ini kejadian terakhir," pungkasnya.