Merdeka.com - Dalam beberapa hari, aksi kekerasan dan perampokan di Jakarta dan sekitarnya meningkat. Polri dinilai belum menyebar anggotanya secara merata ke daerah rawan kriminalitas. Sehingga cenderung hanya reaktif ketika bertindak.

"Seharusnya ada pemetaan. Mana daerah yang kuat, mana yang kurang pengamanannya. Seperti mall itu pengamanan oleh satpam sudah cukup kuat. Sementara di pasar tradisonal itu masih kurang. Seharusnya polisi lebih fokus di tempat-tempat yang pengamanannya kurang. Jangan hanya daerah perbankan saja," ujar pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar kepada merdeka.com, Sabtu (25/2).

Polisi juga perlu membuat sistem keamanan yang terintegrasi dengan aparat lain. Polisi seharusnya bekerja sama dengan anggota Koramil, Satpol PP, atau Satpam secara terintegrasi.

"Selama ini kan seolah-olah jalan sendiri. Seharusnya saling terkoordinasi dengan melihat titik-titik yang rawan," kritik Bambang.

Bambang mengakui saat ini wibawa Polri cenderung turun karena ada tindakan beberapa oknum yang tidak menjunjung profesionalitas. Menurutnya hal ini harus segera dibenahi.

"Ada indikasi menurunnya kewibawaan karena lemahnya profesionalitas," tambahnya.

Jumat (24/2) 8 orang perampok bersenjata api beraksi di 4 toko emas yang terletak di Pasar Ciputat. Dengan beringas perampok tersebut melepaskan 8 tembakan dan menodongkan senjata mereka pada pengunjung pasar. Total kerugian akibat aksi ini sekitar Rp 1,5 miliar.