Merdeka.com - Misran Syukur (35), warga Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, yang juga pegawai Satpol PP Kabupaten PPU diciduk polisi di rumahnya, kawasan Jalan Unocal, Kecamatan Penajam, Kamis (20/9) malam kemarin, sekira pukul 20.30 Wita. Misran diduga jadi pengedar sabu, dan kini meringkuk di sel penjara.

"Informasi itu lalu kami selidiki," kata Kasat Reserse Narkoba Polres PPU Iptu Tri Riswanto, dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (22/9).

Usai memastikan kebenaran informasi itu, aparat Polres PPU bersama dengan Polsek Penajam, melakukan penyergapan. "Waktu kita lakukan penggerebekan, ada dia (Misran) di dalam rumahnya, dan dia kaget," ujar Tri.

Saat menggeledah badan, ditemukan uang Rp 200 ribu diduga hasil penjualan narkoba, telepon seluler, dan korek gas di dalam tas yang dia pakai. Berikutnya, dilakukan penggeledahan isi rumah Misran.

"Ada total 3 paket sabu seberat 5,16 gram kita amankan, timbangan digital, pipet, sampai dengan botol minuman mineral yang dipasang sedotan," sebut Tri.

Misran pun digelandang ke Polres PPU, untuk diinterogasi. Dia mengaku sebagai PNS di Satpol PP Kabupaten PPU. "Jual beli narkoba ini, kalau dari pengakuannya baru jalan 2 bulan. Itu cuma pengakuan ya, masih harus dipastikan lagi," terang Tri.

"Sementara juga dia dapatkan sabu itu teman-teman lainnya di Penajam, ada juga dari Samarinda. Kasusnya masih kita kembangkan," tambahnya lagi.

Ditanya lebih jauh, apakah dia menjual sabu ke kalangan rekannya sesama personel Satpol PP lainnya, Tri belum bisa memastikan. "Ya, itu masih didalami lagi. Tidak menutup kemungkinan ke arah sana (juga dijual ke sesama personel Satpol PP)," ungkapnya.

"Kalau melihat barang buktinya ada 5 gram, itu cukup banyak ya. Diduga kuat, dia selain pemakai karena ada alat isap sabu, dia juga pengedar," demikian Tri.

Misran meringkuk di sel penjara Polres PPU. Penyidik menjeratnya dengan pasal 114 ayat 1 subsider pasal 112 ayat 1 atau pasal 127 ayat 1 huruf a dari Undang-undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.