Merdeka.com - Polisi menduga teror bom yang ditempatkan di Polsek Pasar Kliwon, Solo dinihari tadi merupakan kelanjutan dari bom Solo. Terlebih, belum semua pelaku bom Solo belum ditangkap berhasil ditangkap aparat kepolisian.

"Iya (teman Farhan), segala kemungkinan bisa terjadi, kan masih ada yang belum tertangkap. Kelompok mereka tetap menargetkan aparat, ini bisa suatu kelanjutan dari peristiwa tanggal 18 Agustus yang lalu," ujar Karo Penmas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (20/11).

Boy menduga, polisi menjadi sasaran utama dari pelaku, pasalnya petugas diperkirakan akan mengecek keberadaan bom itu setelah ditaruh di depan Polsek. Ternyata, orang pertama kali menemukan barang mencurigakan tersebut adalah seorang pedagang.

"Kemungkinan ingin mencederai polisi di situ itu. Jadi dalam pemikiran dia mungkin bisa mencederai orang yang mengecek itu. Kalau bisa dibayangkan ke arahnya mencederai petugas yang mengecek barang yang dia letakkan," lanjut Boy Rafli.

Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/11), mendapat ancaman bom. Sebuah bungkusan plastik berisi tabung gas yang di atasnya terdapat lilitan kabel, ditemukan tergeletak di samping musala Bhayangkara. Dua tahun lalu, polsek ini pernah mendapatkan ancaman serupa.

Bungkusan plastik hitam ditemukan pedagang angkringan bernama Tarmo, yang biasa berjualan di halaman Polsek setempat sekitar pukul 03.30 WIB. Meski belum sempat meledak, penemuan itu sempat membuat membuat warga geger.