Merdeka.com - Polda Sulawesi Selatan memecat Briptu SD, anggota Polsek Baranti, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan karena tersangkut kasus peredaran narkoba. Keputusan ini hasil sidang etik yang berlangsung, Selasa (12/2) di Mapolda Sulsel. Sidang etik dipimpin AKBP Bony Djianto, wakil ketua komisi etik AKBP Mote Tajuddin serta AKBP Jery Laluya.

"Kemarin tim komisi kode etik Polda Sulsel menyidangkan Briptu SD dan hasilnya, direkomendasikan kepada yang bersangkutan untuk PTDH (pemberhentian tidak dengan hormat). Briptu SD ini adalah penyalahguna dan terlibat dalam peredaran narkoba yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap," kata Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Hotman Sirait yang ditemui di sela-sela kegiatan Rakernis SDM Polri Tahun Anggaran 2019 di Hotel Swiss Bell, Makassar, Rabu (13/2).

Briptu SD adalah satu dari dua polisi yang ditarik oleh Syamsul Rijal alias Kijang, (32) sebagai pengedar dalam bisnis jual beli sabunya. Satu polisi lainnya adalah Brigadir EC yang merupakan anggota Polres Mamasa, Polda Sulbar.

Kijang, warga Kelurahan Pacongang, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, merupakan bandar narkoba dengan barang bukti 3,5 kilogram yang dinyatakan DPO oleh jajaran Polres Pinrang sejak April 2016. Dia tertangkap Mei 2018 oleh jajaran direktorat narkoba Polda Sulsel di Pulau Nyamuk, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kalimantan Utara.

Nasib Briptu SD berbeda dengan Syamsul Rijal alias Kijang. Briptu SD dipecat dari institusinya, lalu di peradilan umum juga sudah berstatus terpidana. Sementara Kijang bandar narkoba yang menggunakan jasanya malah divonis bebas di Pengadilan Makassar (PN), Selasa (8/2).

Hotman Sirait mengatakan, Briptu SD sudah dua kali terlibat dalam peredaran narkoba. "Sekarang tugas dari internal kita lakukan sidang profesi kode etik. Direkomendasikan PTDH tapi kelihatannya dia dan pendampingnya lakukan upaya banding," ucapnya.