Pimpinan MPR: Pemanfaatan Bahan Pangan Lokal Jadi Solusi Atasi Stunting
Merdeka.com - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menilai ketahanan pangan merupakan bagian dari pertahanan nasional. Dia menilai pemanfaatan bahan pangan lokal mampu mendukung pertahanan nasional di sektor pangan sekaligus memenuhi kebutuhan gizi masyarakat agar terhindar dari ancaman stunting di Tanah Air.
"Fenomena stunting yang masih terjadi di Indonesia berpotensi mengganggu pertahanan nasional di masa datang. Peningkatan ketahanan pangan lewat pemanfaatan bahan pangan lokal bisa jadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan stunting," kata Lestari saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi daring bertema Badan Sehat Gizi Seimbang dengan Diversifikasi Pangan Lokal, yang digelar DPP Garnita Malahayati NasDem, Minggu (19/7).
Menurut Lestari, membangun pertahanan nasional tidak melulu soal seberapa banyak negara ini bisa membeli alutsista yang canggih dan mutakhir. Lebih dari itu, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, kemandirian dalam menyediakan pangan buat warga juga bagian dari membangun pertahanan nasional.
Dia berpendapat, kemandirian dalam menyediakan pangan saat ini menjadi hal yang semakin penting dengan masih tingginya persentase stunting di negeri ini. Meski hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019 terjadi penurunan prevalensi stunting dari 30,8% di tahun 2018 menjadi 27,67% pada 2019.
"Namun angka tersebut masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan target pravalensi stunting dari WHO yaitu di bawah 20%," jelas Rerie.
Upaya pemerintah untuk menekan tingginya angka stunting harus dilakukan dengan konsisten dan terukur. Sebab, kata dia, stunting berpotensi menurunkan daya saing SDM nasional. "Bagaimana bisa bersaing di kancah global bila anak-anak kita secara fisik dan otak pertumbuhannya tidak sempurna karena generasi penerusnya kekurangan gizi dan stunting," ujarnya.
Rerie menegaskan, di masa pandemi Covid-19 kekurangan pasokan beras tidak bisa berharap sepenuhnya ditutupi impor dari negara lain. Diversifikasi pangan lewat pengembangan potensi tanaman pangan lokal bisa digalakkan untuk menekan konsumsi beras di Tanah Air dan menambah pasokan gizi masyarakat.
Anggota Komisi X DPR RI itu mengatakan ubi kayu, ubi jalar, jagung, sagu, sorgum dan sejumlah sumber bahan pangan lokal lainnya cukup tersedia di sejumlah daerah dan mudah menanamnya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan terkait potensi pangan lokal yang ada di sejumlah daerah di Nusantara.
Setelah itu, lakukan sosialisasi yang masif terkait sejumlah potensi pangan lokal tersebut agar seluruh lapisan masyarakat paham dan tergerak untuk membudidayakan dan mengonsumsi pangan lokal tersebut.
Langkah pemberian insentif berupa subsidi diperlukan agar masyarakat tergerak untuk membudidayakan sumber bahan pangan lokal dan segera bisa direalisasikan.
"Pemerintah bisa memanfaatkan partisipasi sejumlah komunitas, organisasi kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan lainnya untuk memasyarakatkan pangan lokal ini," jelasnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyambut baik usulan tersebut. Pihak Kementerian Pertanian, menurut Syahrul, bahkan sudah menyiapkan sejumlah bibit unggul tanaman pangan untuk segera didistribusikan kepada masyarakat.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jadi Kuli Pemotong Rumput di Malaysia, Pasutri TKI Ini Berhasil Bangun Rumah Mewah Bak Istana di Kampung Halaman
Ada bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
Otorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaPensiunan Aparat Asal Muara Jambi Ini Berkebun Aren dengan Omzet Miliaran, Kalahkan Kelapa Sawit
Peluang bisnis menanam pohon aren di perkebunan milik pribadi bisa meraup omzet hingga miliaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPemerintah Sentil Industri Minuman Masih Kecanduan Bahan Baku Impor, Pengusaha: Harganya Lebih Murah
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaIstri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaPulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca Selengkapnya