Merdeka.com - Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad mengapresiasi keberhasilan Polri dalam menangkap terpidana pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra yang sudah belasan tahun menjadi buronan.

Namun, Sufmi menilai kerberhasilan menangkap terpidana korupsi kelas kakap tersebut, masih menyisakan pertanyaan-pertanyaan kepada publik atas hal-hal tertutup selama proses penangkapan Djoko Tjandra.

"Semoga langkah-langkah yang diambil Polri ini dapat berhasil mengungkap tabir kejadian-kejadian yang kemarin membuat nama kepolisian tercoreng dan lembaga penegak hukum lainnya," ujar Dasco kepada wartawan, Jumat (31/7).

Selain itu, dia mengatakan dari kasus Djoko Tjandra bisa menjadi pelajaran baik walau di masa pandemi Covid-19 justru peningkatan kualitas aparat penegak hukum harus ditingkatkan agar kejadian seperti ini tak terulang kembali.

"Ini pelajaran yang berarti untuk kita semua di masa pendemi, justru kita harus tingkatkan kewaspadaan tak hanya pada sektor kesehatan. Tapi di banyak sektor salah satunya di penegakan hukum, supaya tak diakali oleh seorang Djoko Tjandra. Akibat terkonsentrasi penuh pada Covid, yang kemudian agak melemah di beberapa hal," tuturnya.

Oleh sebab itu, Politikus Gerindra tersebut mengimbau kepada seluruh stakeholder untuk bersama-sama meningkatkan tugas pokok dan fungsinya baik aparat hukum, legislatif, maupun eksekutif.

Sebelumnya, Tim Mabes Polri berhasil menangkap buronan kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali, Djoko Sugiarto Tjandra. Djoko Tjandra ditangkap di suatu tempat di Kuala Lumpur Malaysia.

Djoko Tjandra kini telah tiba di tanah air. Ia tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Kamis (30/7) sekitar pukul 22.30 WIB dan langsung dibawa ke Bareskrim Mabes Polri.