Petugas Medis di Garut Diancam Diculik, Diduga Buntut Persoalan Pemakaman Jenazah
Merdeka.com - Ketua PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Kabupaten Garut, Karnoto menyebut bahwa ada petugas medis di Puskesmas Pameungpeuk, Kabupaten Garut yang mendapat ancaman teror berupa penculikan melalui Whatsapp. Terkait ancaman tersebut, Puskesmas Pameungpeuk pun sempat ditutup selama beberapa hari.
"(Puskesmas Pameungpeuk) ditutup karena itu. Hari ini buka lagi setelah dijaga polisi," kata Karnoto di kantor Sekretariat PPNI Kabupaten Garut, Senin (4/5).
Ia berharap agar kejadian serupa tidak kembali terjadi di Kabupaten Garut. Petugas medis hanya menjalankan tugas profesi sehingga keamanan, kenyamanan, dan keselamatannya harus tetap diperhatikan.
"(Kasus ancaman penculikan) Sedang diselidiki lagi," lanjutnya.
Dari informasi yang dihimpun, aksi teror tersebut terjadi setelah jenazah seorang warga Pameungpeuk yang datang dari Banten dipulasara sesuai standar pemulasaraan Covid-19. Usai hal tersebut, ratusan warga Pameungpeuk pun sempat melakukan aksi meminta kejelasan di Kantor Kecamatan Pameungpeuk.
Pihak puskesmas sendiri kemudian memberikan keterangan bahwa berdasarkan hasil komunikasi dengan pihak perusahaan tempat bekerjanya warga sebelum meninggal, bahwa jenazah tidak terindikasi Covid-19. Setelah aksi tersebut pun, selama beberapa hari Puskesmas Pameungpeuk tidak melakukan pelayanan.
Kepolisian dari Brimob Polda Jabar dan Polres Garut, pada Minggu (3/5) mengirimkan pasukan ke wilayah selatan untuk menjaga situasi dan kondusifitas wilayah. Pada Senin (4/5), Puskesmas Pameungpeuk pun kembali buka setelah mendapatkan penjagaan dari pihak kepolisian.
"Satu peleton kita terjunkan ke Garut Selatan. Pada dasarnya kita bantu pihak kewilayahan agar semuanya berjalan normal," sebut Komandan Kompi 4 Batalion A Pelopor Satuan Brimob Polda Jabar, Iptu Hasan Sadikin.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Catat, Petugas PPS hingga KPPS Dapat Layanan Kesehatan Gratis Selama 24 Jam
Petugas pemilu terdiri dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemilihan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS).
Baca SelengkapnyaBantu Warga yang Sakit Melalui Whatsapp "Lapor Pak Kapolres", Polres Cimahi Gercep Langsung Terjunkan Dokter
Polres Cimahi memberikan respon cepat atas pengaduan masyarakat. Anggota Polres bahkan kedapatan terjun langsung menanggapi.
Baca SelengkapnyaDiduga Dapat Tekanan dari Pemantau, Petugas KPPS di Garut Masuk Rumah Sakit Jiwa
Petugas KPPS yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa itu berjenis kelamin laki-laki dan usianya masih muda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ratusan Petugas Pemilu di Garut Sakit usai Kelelahan Kerja Lebih dari 12 Jam, 2 Gugur dalam Tugas
Ratusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaMengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaMenkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaKemenkes Sebut 94 Petugas Pemilu Meninggal Dunia, Mayoritas karena Penyakit Jantung
Kementerian Kesehatan juga menyatakan bahwa ada 13.675 petugas pemilu yang tengah dirawat.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaKPU: 71 Petugas Pemilu Meninggal, 4.567 Sakit
Rinciannya, 136 orang di tingkat kecamatan atau PPK. Di tingkat PPS desa kelurahan ada 696 orang.
Baca Selengkapnya