Petualang sepeda dunia kaget lalu lintas Indonesia semrawut

Merdeka.com - Daniel Price (27 tahun), seorang ilmuwan bidang oseanologi sekaligus penjelajah bersepeda dari Kutub ke Paris, Prancis melakukan aksinya guna mengkampanyekan perubahan iklim. Tetapi, dia mengaku kaget ketika tiba di Indonesia karena kondisi lalu lintasnya.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di Bali, Daniel mengaku kesulitan mengendarai sepedanya di jalan raya karena terlalu banyak sepeda motor dan mobil yang melaju kencang.
"Saya kaget banyak motor dan mobil, jadi sedikit sulit, tapi masih relatif aman," kata Daniel saat ditemui di losmen Setia Kawan, Sosrowijayan, tempatnya menginap ketika singgah di Yogyakarta, Senin (25/5).
Daniel malah semakin kaget ketika sampai di Yogyakarta. Kondisi lalu lintas sangat padat di jalan raya, sehingga dia harus ekstra hati-hati saat melaju.
"Saya senang di sini, orangnya ramah, tapi tidak di jalan raya. Lalu lintas begitu ramai dengan motor dan mobil, saya shock," ujar Daniel.
Selama di Yogyakarta, Daniel menyempatkan diri singgah ke Pantai Pandansimo, Bantul. Di sana, dia membuat video dan cerita tentang penggunaan energi angin buat membantu para nelayan.
"Itu sangat inspiratif, menggunakan energi angin untuk membuat listrik yang tidak hanya mengurangi emisi, tapi juga membantu masyarakat untuk mendapat kehidupan," ucap Daniel.
Daniel juga menyarankan pemerintah Indonesia memperbanyak program-program energi terbarukan seperti di Pandansimo. Menurut dia, pemerintah Indonesia harus berusaha lebih keras mencapai target 26 persen pengurangan emisi pada 2020.
"Itu bagus, tapi butuh kerja keras pemerintah, saya yakin itu bisa dilakukan," tambah Daniel.
Daniel tidak seorang diri dalam menjelajah dengan sepeda bertajuk Pole To Paris. Dia mengatakan rekannya juga turut berpartisipasi melakukan perjalanan dari Kutub ke Paris. Tetapi tidak menggunakan sepeda, melainkan berlari.
"Ada dua orang, saya dan teman saya. Kami akan bertemu di Paris sebelum 21 Desember," lanjut Daniel.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


Kotak Misterius di Museum Ini Berisi Puluhan Kerangka Manusia Neanderthal yang Hidup 50.000 Tahun Lalu, Begini Bentuknya
Kotak ini tersimpan di museum selama 37 tahun dan terlupakan.
Baca Selengkapnya


Gereja Tak Dikenal dari Abad Ke-10 Ditemukan, Denah Lantainya Didesain Unik untuk Pemakaman
Gereja tua ini ditemukan ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL), Jerman.
Baca Selengkapnya


Para Arkeolog Takut Membongkar Makam Kaisar China Berusia 2.200 Tahun, Ini Alasannya
Para arkeolog takut membongkar makam kaisar pertama China, Qin Shi Huang yang berumur 2.200 tahun.
Baca Selengkapnya


Daftar Gaji dan Bonus Astronot mulai dari NASA sampai Badan Antariksa China, Mana yang Paling Tinggi?
Berikut adalah daftar gaji plus bonus yang didapatkan astronot di dunia.
Baca Selengkapnya


Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya
Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.
Baca Selengkapnya

Wajib Catat, Banyak Pengendara Gagal Ujian SIM C Gara-Gara Hal Sederhana Ini
Ditlantas Polda Metro Jaya mengungkapkan, keberhasilan ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) C mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Miyos Gongso Keraton Yogyakarta, 2 Gamelan Pusaka Keluar dari Ruang Penyimpanan
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta menggelar rangkaian hajad dalem Sekaten.
Baca Selengkapnya

Peringatan Hari Lalu Lintas Bhayangkara 22 September, Berikut Sejarah dan Temanya
Hari Lalu Lintas Bhayangkara diperingati setiap 22 September.
Baca Selengkapnya

Keunikan Kertas Daluang, Dulu Jadi Media Tulis Masyarakat Yogyakarta
Pemanfaatan kertas ini sudah berkembang di era pra-Islam
Baca Selengkapnya

CEK FAKTA: Hoaks Video Yogyakarta Dihantam Tsunami
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Ngaku Pernah Ditolak Perempuan di Tempat Paling Romantis saat Kuliah
Hanya Siti Atiqoh Supriyanti yang mau menerima Ganjar dan bersedia menjadi istrinya.
Baca Selengkapnya

Ditetapkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Ini Makna dan Sejarah di Balik Sumbu Filosofi Jogja
Sumbu Filosofi Jogja pertama kali dicetuskan oleh Pangeran Mangkubumi, sang pendiri Kota Jogja.
Baca Selengkapnya