Merdeka.com - Kehidupan petani khususnya tanaman padi sangat memprihatinkan. Padahal padi menjadi sumber makanan utama rakyat Indonesia. Tanpa petani padi, tak mungkin tercipta ketahanan pangan.

Peneliti pertanian dari Unpad, Iwan Setyawan, mengatakan pemerintah harus berani melakukan terobosan di sektor pertanian. Indonesia bisa saja meniru model pertanian seperti di China yang berani menggaji petani.

“Di China ada BLT khusus untuk petani yang tua. Petani yang memasuki masa pensiun di sana dikasih tunjangan, pertaniannya dilanjutkan anaknya sehingga produktivitas pertanian tetap tinggi,” kata dia saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (16/10).

Ia menyebutkan, gaji atau tunjangan petani China sebenarnya tidak besar, jika dirupiahkan sekitar Rp 800 ribu sebulan. “Tapi itu cukup menggembirakan dan itu memberi peluang untuk anak melanjutkan usaha orang tuanya sehingga sektor pertanian tetap produktif,” ujarnya.

Iwan menjelaskan, China sudah menerapkan asuransi untuk petani. Di Indonesia asuransi yang diperuntukkan bagi petani belum jalan. Tanpa meningkatkan kesejahteraan petani, kondisi pertanian di Indonesia akan makin memprihatinkan, dampaknya mengancam ketahanan pangan.

Ia menyebutkan, parahnya kondisi petani pangan terjadi karena alih fungsi lahan serta lambatnya regenerasi petani. Kini pertanian makin ditinggalkan generasi muda karena tidak adanya nilai tambah. “Jika tanam padi, hasilnya hanya padi saja.” katanya.

Dalam penelitiannya, dia mengaku kesulitan menemukan petani pangan usia muda di Jawa Barat. “Mayoritas petani pangan di Jawa Barat sudah lanjut usia, di atas 40 sampai 50 tahun. Di daerah lain Indonesia kondisinya kurang lebih sama,” kata dia.

Maka salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani bisa dengan meniru terobosan yang dilakukan China. Namun, kata dia, tampaknya pemerintah belum berani memberi dana pensiun atau menggaji petani.