Merdeka.com - Hidup dan mati seseorang telah digariskan oleh Sang Pencipta. Kematian tidaklah pernah melihat siapa dan berapa usianya, kematian datang kapan saja.

Berbicara soal kematian tak sedikit artis yang mangkat di tengah puncak karirnya. Kematian mereka pun menjadi sorotan dan meninggalkan kesedihan bagi keluarga dan para penggemarnya.

Karya-karya yang ditinggalkan dari usaha menuju ketenaranlah mereka kemudian menjadi kenang-kenangan. Berikut mereka-mereka yang harus mangkat saat berada di puncak karir:

Olga Syahputra

Artis serba bisa Yoga Syahputra alias Olga Syahputra menutup hidupnya di usia 32 tahun setelah kurang lebih satu tahun menjalani pengobatan di Jerman dan Singapura. Olga mengidap penyakit kanker kelenjar getah bening dan radang selaput otak atau miningitis.Kakak dari Billy Syahputra ini mengawali karirnya dengan bergabung di Sanggar Ananda, bermodalkan satu buah kulkas yang harus dijualnya untuk biaya masuk sanggar tersebut. Olga kemudian mendapatkan tawaran untuk membintangi beberapa film serta menjadi presenter. Ketekunan Olga dalam mengejar karirnya pun membuahkan hasil manis, di awal 2007 namanya benar-benar melambung.Meski beberapa kali sempat dicekal karena ucapan dan candanya yang kelewatan, pesona Olga tetap tidak hilang begitu saja. Olga justru membuktikan keberhasilannya dengan berbagai penghargaan yang diterimanya. Fans Olga pun ada dari berbagai kalangan.Banyaknya penggemar Olga terlihat saat kematiannya, di mana masyarakat memenuhi rumah orang tua Olga di kawasan Duren Sawit serta di TPU Malaka, Jakarta Timur. Hingga setelah hari pemakamannya pun masih banyak yang mengunjungi makam Olga dan tidak sedikit yang datang dari luar Jakarta hanya untuk melihat dan mengirimkan doa untuk idolanya tersebut

Nike Ardilla

Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi atau yang terkenal dengan Nike Ardila merupakan penyanyi, bintang film dan sinetron, serta model ini harus mengakhiri hidupnya saat tengah berada di puncak karir. Wanita kelahiran Bandung, 27 Desember 1975 tewas 19 Maret 1995 pada usianya yang ke 19 tahun.Nike Ardila tewas karena kecelakaan mobil yang dibawanya sendiri. Mobil Honda Civic tersebut menghantam beton di jalan RE Martadinata, Bandung. Kecelakaan tragis yang merebut nyawa Nike Ardilla tidak mempengaruhi kepopulerannya sebagai artis muda dengan berbagai karya dan penghargaan. Hal tersebut terbukti saat setelah wafatnya, album Nike Ardila masih produktif keluar meski hanya berganti cover saja.Wanita yang mengawali karir sejak usia 11 tahun ini sering mengikuti berbagai festival menyanyi di Bandung, juga menjadi satu-satunya artis di Indonesia yang mendapat penghormatan setiap tanggal kelahiran dan kematiannya selama 17 tahun berturut-turut.Semasa pencarian karirnya, bakat Nike pertama kali ditemukan oleh produser musik Deddy Dores. Tahun 1987 ibunya pun membawa Nike ke Himpunan Artis Penyanyi Musisi Indonesia (HAPMI) di bawah asuhan Djajat Paramor. Di sanalah Nike bertemu dengan Deni Kantong dan Deni Sabrie yang kemudian menjadi manajernya.Dedy Dores pun membuatkan beberapa lagu untuk album pertama Nike Ardila dengan tajuk Seberkas Sinar dan berhasil terjual lebih dari 500 ribu kopi. Tahun berikutnya Nike Ardila berhasil mendapat sambutan yang juga luar biasa atas terjualnya album kedua bertajuk Bintang Kehidupan yang mencapai angka 2 juta kopi. Hingga selanjutnya album dan singel Nike selalu menjadi best seller.Di luar dunia tarik suara, Nike Ardila pun berhasil menunjukkan bakatnya yang lain dengan bermain film Kasmaran yang juga dibintangi Ida Iasya dan Slamet Raharjo pada 1987. Dia juga sempat menjadi bintang utama di film Ricky Nakalnya Anak Muda bersama almarhum Ryan Hidayat pada 1990 dan terus melahirkan film-film box office dan beberapa sinetron yang mendapat perhatian dari penggemarnya.Selain menjadi penyanyi dan pemain film maupun sinetron, Nike Ardila juga mengawali karirnya dengan menjadi seorang model. Hal tersebut dibuktikannya ketika dia berhasil menjadi pemenang favorit pada ajang GADIS Sampul 1990. Nike Ardila menutup usianya dengan meninggalkan 131 lagu dari 13 albumnya, serta sekitar 21 film dan sinetron sebagai kenangan-kenangan untuk penggemarnya yang turut membesarkan nama seorang Nike Ardila.

Ryan Hidayat

Aktor muda Ryan Hidayat yang sejak usia 4 tahun telah menjadi bintang iklan ini harus menutup hidupnya di usia 26 tahun diduga akibat overdosis narkoba pada 8 Februari 1997. Ryan meninggal saat karirnya di dunia akting sedang menjulang.Pria kelahiran Praha, 19 September 1970 ini sempat diajak main oleh sutradara Hasmanan di film Anna Maria pada 1979. Berkat film itu, Ryan berhasil meraih gelar aktor cilik terbaik dalam ajang FFI 1980 dan sejak saat itu, Ryan pun terus menjadi bintang cilik sampai 1983 di film Satria Bergitar. Dia sempat menghilang dan baru muncul kembali pada 1987 saat terpilih untuk berperan sebagai tokoh idola remaja dalam novel populer Lupus karya Hilman Hariwijaya.Benar saja peran tokoh idola remaja itu membawa Ryan menjadi idola dalam popularitasnya di tahun 90-an. Ryan membintangi empat seri Lupus, di antaranya terseling Lupus III/Topi-topi Centil yang dibawakan langsung oleh Hilman dan sesudah Langit Kembali Biru pada 1991, Ryan pergi ke Australia untuk belajar tentang film hingga 1995.Kepulangannya kemudian di isi Ryan dengan menjadi bintang layar kaca dalam beberapa lakon yang diikutinya, yakni Bella Vista I, Mawar Mekar di Antara Duri dan Mentari di Balik Awan. Pada 1996 hingga 1997, dia juga terlibat dalam 3 sinetron sekaligus antara lain Tirai Kasih yang Terkoyak, Berjalan di Atas Awan, dan Anak Menteng. Ryan benar-benar serius dalam menjalani karirnya, terlihat pada produksi Anak Menteng, dia merangkap sebagai asisten sutradara yang membuatnya sempat jatuh sakit.Namun, pada malam lebaran, 8 Februari 1997, aktor ini pun menjemput ajalnya. Forum Film Bandung (FFB) yang ke 10 megeluarkan penghargaan pada 1 April 1997 untuk Ryan atas prestasi dan dedikasinya yang memang luar biasa selama dia menjadi bintang film dan sinetron.

Alda Risma

Alda Risma Elfariandi alias Alda Risma ditemukan meninggal di sebuah kamar hotel pada 12 Desember 2006. Dia meninggal di usia 24 tahun dengan kondisi tubuh penuh dengan bekas suntikan.Kematian mantan tunangan Iwan Sastrawijaya ini mulanya diduga akibat kelebihan dosis lewat jarum suntik. Namun setelah diselidiki kematiannya berujung pada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh kekasihnya, yang juga adalah kakak ipar dari salah satu artis ternama di Indonesia.Alda mengawali karirnya dengan menjal suara dan kemampuan aktingnya. Dalam karir bernyanyi, dia sempat berkolaborasi dengan Cod Red pada 1997 dalam singel 'We Can Make It'. Putri dari Halimah ini pun semakin terkenal melalu tembang 'Aku Tak Biasa' yang keluar pada tahun 1998.Selain dunia tarik suara, Alda turut dalam beberapa judul sinetron. Pada 'Kesucian Prasasti' Alda mengadu akting bersama Ayu Ashari, Atalarik Syah, dan beberapa nama lainnya. Beberapa judul sinetron seperti 'Romantika', 'Kumasih Milikku', "Kesetiaan yang Retak', dan '7 Tanda Cinta' turut menjadi perjalanan pada proses karir Alda.

Sukma Ayu

Sukma Ayu putri dari bintang film dan sinteron senior Nani Widjaja harus mangkat di usia yang masih cukup muda, 24 tahun. Wanita berdarah Minang-Banten-Sunda ini meninggal di Bogor 25 September 2004 setelah 5 bulan 16 hari menjalani masa koma.Adik dari aktris Cahya Kamila ini memulai karirnya sebagai pesinetron. Judul sinetron yang dibintangi Sukma Ayu pun cukup banyak digemari, antara lain Wajah Perempuan, Terpesona, Tujuh Tanda Cinta, Kecil-kecil Jadi Manten, dan Norak Tapi Beken.Dalam sinetron Kecil-kecil Jadi Manten nama Sukma Ayu semakin dikenal berkat perannya sebagai Rohaye. Sinetron yang turut dibintangi Sahrul Gunawan dan Robby Tumewu ini memperkenalkan Sukma Ayu sebagai sosok wanita tomboy.Semasa hidupnya, pesinetron ini menjalani karir bukanlah tanpa kerikil. Pada 2004, Sukma Ayu sempat ramai dibicarakan akibat beredarnya foto mesum Sukma Ayu bersama dengan mantan kekasihnya, B'jah yang merupakan vokalis dari The Fly.Belum habis isu foto mesum yang menyeret namanya, Sukma Ayu mengalami koma setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Medistra dengan dugaan kasus malpraktik yang dibantah pihak RS.