Merdeka.com - Pihak panitia yang tergabung dalam Yayasan Pondok Kasih dan Hamorni menyelenggarakan pernikahan massal kepada 5.115 pasangan pengantin warga Jabodetabek di Istora Senayan. Ketua pelaksana pernikahan massal YW Junardy mengatakan, peserta pengantin yang mengikuti pernikahan massal karena tak mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

"Dengan memiliki surat nikah, maka anak-anak mereka tercatat sebagai warga negara dan kemudian bisa mendapatkan KTP," kata Junardy saat konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (28/1).

Menurut dia, para peserta pengantin juga berbagai usia dan pekerjaan berbeda-beda. Mereka ingin mengikuti pernikahan massal lantaran tak mempunyai biaya.

"Ada yang bekerja sebagai pemulung, buruh cuci atau pembantu rumah tangga dengan pendapatan tak lebih dari Rp 1 juta per bulan," ujarnya.

Sementara di tempat terpisah, salah satu peserta pengantin Mulyadi (40) mengatakan, bahwa mengikuti pernikahan massal tersebut lantaran tak mempunyai biaya pernikahan.

"Alhamdulillah adanya acara ini dibantu mengurus KTP dan surat nikahnya jadi tinggal beres saja," kata Mulyadi.