Perwakilan 16 negara hadiri dialog lintas agama di Semarang
Merdeka.com - Dialog lintas agama atau Regional Interfaith Dialogue (RID-6) Resmi dibuka di Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/3). Sebanyak 16 negara mengirim perwakilannya dalam acara yang berlangsung 11-15 Maret 2012.
Kegiatan diskusi lintas agama yang bertemakan "Strengthening Collaborative Communities To Promotion Regional Peace and Security" dihadiri oleh perwakilan dari Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Fiji, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam.
"Ke 16 negara semua hadir perwakilannya khusus. Namun yang tidak hadir untuk mendatangkan khusus adalah dari Malaysia. Tetapi embassy (kedutaan yang di Jakarta) yang hadir," kata salah seorang staf Kementrian Luar Negeri kepada merdeka.com di sela-sela acara pembukaan di Gedung Ghradika Bhakti Pradja Pemprov Jateng Jl. Pahlawan Kota Semarang, Jateng Senin( 12/3).
Hadir dalam acara Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Wardana, Dirjen Informasi dan Diplomatik Publik Kemenlu Duta Besar AM Fachri, Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih.
Wamenlu Wardana menjelaskan alasan memilih Kota Semarang untuk menggelar RID-6, selain melakukan diskusi lintas agama antar negara juga mengenalkan tempat-tempat bersejarah agama di Kota Semarang.
"Tempat bersejarah agama itu seperti Sam Phoo Kong yang mempunyai nilai sejarah dalam keberagaman beragama," ujarnya.
Selain itu, Wardana menjelaskan kegiatan RID-6 yang terselenggara kerjasama Kemenlu RI, Kementrian Agama dan Pemprov Jateng bisa membuahkan rekomendasi yang bermanfaat baik di skala regional, nasional dan internasional.
Wagub Jateng Rustriningsih sangat senang menyambut kedatangan para perwakilan 16 negara. Selain Jateng sebagai provinsi yang 91 persen memiliki umat muslim, keberagaman agama tidak mempengaruhi kondisi dan kemanan di Jateng. "Saya sangat senang dan berharap diskusi ini akan membuahkan hasil ke depannya dalam upaya mewujudkan dinamisasi keamanan dan toleransi global," ucap Rustri.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965
Konvensi ini lahir sebagai tanggapan terhadap tantangan yang dihadapi oleh banyak negara yang berjuang untuk melawan diskriminasi rasial.
Baca SelengkapnyaForum Rektor Indonesia Serukan Pemilu Damai dan Hentikan Provokasi
Mereka juga menolak segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah Bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Diingatkan Perkuat Nilai Toleransi, Jangan Ributkan Perbedaan
Perkuat juga solidaritas, empati, dan tolong-menolong antar-sesama tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Relawan Dianiaya TNI di Boyolali, TPN Ganjar Bakal Lapor Komnas HAM
Menurutnya, dunia internasional melihat Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia menjalankan pemilu yang tidak cacat dan bermasalah.
Baca SelengkapnyaPerludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaMahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI
Mahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.
Baca SelengkapnyaPesan Ketum Muhammadiyah buat 3 Capres: Berdebat Secara Elegan & Kedepankan Etika
Debat ketiga akan mengambil tema tentang pertahanan, keamanan, geopolitik, politik luar negeri, hubungan internasional dan globalisasi.
Baca SelengkapnyaBegini Persiapan Prabowo Hadapi Debat Capres Ketiga, Bakal Keluarkan Singkatan Seperti Gibran?
Debat ketiga capres akan digelar Minggu, 7 Januari 2024 mendatang dengan tema Pertahanan dan Hubungan Internasional
Baca SelengkapnyaWaspadai Gerakan Kelompok Terlarang, Buat Kegiatan Tarik Generasi Muda
Masyarakat dan Pemerintah diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap gerakan kelompok terlarang.
Baca Selengkapnya