Persuaan singkat Machdar dengan Mohammad Toha saat perang di Bandung
Merdeka.com - Kota Bandung menjadi salah satu wilayah yang dimasuki oleh tentara NICA yang datang bersama tentara sekutu sekitar Oktober 1945. Seluruh warga Bandung ketika itu melakukan perlawanan terhadap kedatangan mereka. Akibatnya, peperangan pecah di mana-mana, masyarakat pun bersatu melawan tentara sekutu itu.
Mochammad Machdar yang saat itu masih berumur 17 tahun ikut berperang melawan tentara NICA dan sekutu. Selama rentang waktu 1946 Machdar dipercaya menjadi komandan pleton. Dia bertugas untuk menjaga wilayah Barat dari mulai Babakan Ciparay hingga ke Cililin.
Selama berperang melawan penjajah, Machdar bersama pasukannya terus bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain. Di sela-sela perjuangannya melawan tentara NICA dan sekutu, Machdar mengaku sempat bertemu dengan Mohammad Toha. Namun Machdar tidak hafal betul mengenai lokasi detail tempat perjumpaannya dengan Toha itu.
"Bapak sedang berada di daerah persembunyian di wilayah Barat. Ternyata di situ ada Mohammad Toha," ujar Machdar kepada Merdeka Bandung saat ditemui di rumahnya Jalan Cibolerang Rt 03/01, Kelurahan Cigondewah Rahayu, Kecamatan Bandung Kulon, Rabu (11/11) lalu.
Dalam perjumpaan singkat tersebut mereka sempat menanyakan kondisi dari masing-masing wilayah penjagaan mereka. Baik Machdar maupun Mohammad Toha merupakan pimpinan pasukan. Machdar di wilayah Bandung bagian Barat, sementara Mohammad Toha di wilayah Bandung bagian Selatan.
Dalam perjumpaan tersebut Mohammad Toha sempat berpesan kepada Machdar. "Tetap melaksanakan tugas. Jaga benar-benar sebelah Bandung Barat. Berjibakulah," ujar Machdar menirukan ucapan Mohammad Toha.
Machdar pun mengatakan hal serupa. Dia mengatakan hal yang sama kepada Mohammad Toha.
"Kamu juga jaga wilayah Bandung Selatan betul betul," kata Machdar kepada Toha.
Namun rupanya perjumpaan itu menjadi perjumpaan terakhir antara Machdar dan Toha. Sebab pada 24 Maret, Kota Bandung dibumihanguskan sebagai bentuk perlawanan kepada ultimatum yang dikeluarkan oleh penjajah Belanda (NICA) dan tentara sekutu yang mengharuskan seluruh warga Bandung meninggalkan kota tersebut.
Dalam peristiwa tersebut diketahui Mohammad Toha beserta Mohammad Ramdan diyakini gugur ketika meledakkan gudang mesiu terbesar di Dayeuh Kolot.
"Tak lama dari peristiwa itu bapak tahu bahwa Mohammad Toha gugur dalam peristiwa itu," kenang Machdar.
Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api. Untuk menghormati perjuangan Mohammad Toha dibangunlah sebuah monumen yang berada di daerah Dayeuhkolot. Lokasi monumen berada di tempat bekas lokasi ledakan.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo tak sengaja berjumpa dengan sosok tak terduga saat tengah berjalan santai.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaSejak awal 2020 banyak bermunculan toko tembakau di Jogja. Salah satu tempat yang paling banyak dijumpai adalah di sepanjang Jalan Kaliurang
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebuah mobil terguling di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) arah Bandung di KM 57, Selasa (9/4).
Baca SelengkapnyaSaat sampai di perlintasan sebidang Cikadupateh, para petugas dan relawan yang berjaga dengan sigap menghentikan truk pemadam kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaDiduga, truk kehilangan kendali sehingga terguling dalam perjalanan dari arah Cianjur menuju Bandung barat.
Baca SelengkapnyaPelaku yang sebelumnya gagah dan lantang mengaku adik jenderal TNI ketika bersenggolan dengan pengendara mobil di Tol Jakarta-Cikampek kini hanya tertunduk lesu
Baca SelengkapnyaSuasana syahdunya dijamin mampu melengkapi suasana libur akhir tahun di Bandung.
Baca SelengkapnyaMelalui perjalanan mudik yang panjang bisa sangat melelahkan terutama bagi anak sehingga penting untuk mengatur waktu.
Baca Selengkapnya