Perkuat Nilai Toleransi di Dunia Pendidikan, Jangan Permasalahkan Perbedaan
Merdeka.com - Dunia pendidikan sejatinya menjadi ruang bermain dan belajar yang kondusif. Munculnya sikap intoleransi di kalangan generasi muda harus menjadi perhatian serius semua pihak.
Peneliti Senior Pusat Pengkajian dan Masyarakat Islam (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Didin Syafruddin mengungkap yang menjadi penyebab tumbuhnya intoleransi karena kurangnya interaksi dan dialog antar-siswa dari berbagai latar belakang perbedaan.
"Pendidikan kemanusiaan yang efektif dalam mengubah perilaku dengan menjadikan lembaga pendidikan sebagai teladan mempraktikkan kemanusiaan," ujar DIdin di Jakarta, Minggu (7/5).
Menurutnya, dalam dunia pendidikan semua harus diperlakukan setara dan adil apa pun agama, suku, status ekonomi, warna kulit, dan lainnya. Siswa harus ditanamkan pemikiran yang kritis serta mempraktikkan demokrasi.
"Pendidikan budi pekerti memerlukan diskusi dan dialog terbuka kritis, pembiasaan, keteladanan, dan konsensus bersama melalui proses demokratis," jelasnya.
Untuk itu, Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ini berpendapat pemerintah harus mendorong lembaga pendidikan dengan latar belakang homogen untuk bergaul, berjumpa, dan berinteraksi dengan kelompok yang berbeda.
Didin berharap pendidikan mampu menjadi institusi penting untuk mencetak peserta didik yang menjunjung tinggi nilai-nilai universal kebaikan yang berpijak pada kemanusiaan.
"Lembaga (pendidikan) harus mempraktikkan dan menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang bersendikan kemuliaan setiap warga negara," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting menjaga keberlangsungan lingkungan masyarakat yang damai dan toleran.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaTasamuh merupakan toleransi yang sangat dianjurka untuk diterapkan bagi umat Islam di kehidupan sehari-hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaMusdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjaga toleransi dan kerukunan selama pemilu.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaDi tengah ramainya war takjil, pria ini justru unggah momen disiapkan takjil oleh mama pendeta.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca Selengkapnya