Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perjuangan tukang becak 21 tahun meniti jalan menuju Tanah Suci

Perjuangan tukang becak 21 tahun meniti jalan menuju Tanah Suci Kakek Maksum. ©2017 merdeka.com/moch andriansyah

Merdeka.com - Perjuangan tukang becak Maksum bin Wahab (79) berhaji menunjukkan bahwa jika sudah ada niat, tak ada yang tak mungkin. Keinginan untuk bertamu ke Tanah Suci, akhirnya terwujud tahun ini.

Semua bermula sejak 21 tahun lalu. Warga Kapasan Samping, Kecamatan Simokerto, Surabaya, Jawa Timur ini rutin menyisihkan penghasilan untuk ditabung. Dari uang hasil mengayuh becak selama puluhan tahun, dia akhirnya masuk daftar jemaah calon haji 2017, kloter VI embarkasi Surabaya.

Maksum menceritakan, keinginan untuk berhaji itu sudah lama dia pendam. Kemudian selama 21 tahun dia menabung untuk mewujudkan mimpinya terbang ke Tanah Suci. Tak lupa pula, kakek kelahiran Madura ini terus memanjatkan doa setiap hari. Meminta kemudahan rizki kepada Allah.

"Saya berdoa cara Madura: Ya Allah, bedhen kauleh parengeh rajheke se bennyak ben halal. Artinya, Ya Allah, limpahilah hamba rejeki yang halal dan banyak," kata Maksum ditemui wartawan di kediamannya, Kamis (27/7).

Kakek kelahiran 1938 ini kembali melanjutkan ceritanya. Medio 1996, dia berduka. Zaenab, istri tercintanya meninggal dunia. Sementara enam anaknya --delapan anak lainnya meninggal-- sudah besar-besar. Sehingga bisa hidup mandiri.

Sedangkan Maksum tetap bekerja sebagai pengayuh becak. "Saya tidak ingin merepotkan anak-anak. Saya tetap narik becak, meski istri saya sudah meninggal," katanya.

Di tengah kesendiriannya itu, muncul niat untuk berhaji ke Tanah Suci. Uang penghasilannya, sedikit demi sedikit dia tabung. Baru sekitar Tahun 2010, Maksum memutuskan pergi ke bank.

Dengan diantar menantunya, Maksum membuka rekening khusus ONH (Ongkos Naik Haji) di bank dekat rumahnya. "Setoran pertama waktu itu, Rp 800 ribu. Saya bilang ke petugas bank, uang itu untuk naik haji," ucapnya mengingat-ingat.

Dan sejak hari itu, tiap sebulan sekali Maksum pergi ke bank menyetor uang. "Setornya tidak mesti, kadang Rp 500 ribu, kadang Rp 1 juta. Tergantung rezeki narik becak," katanya. "Dan Alhamdulillah, tahun ini saya dipanggil berangkat ke Tanah Suci," tandasnya.

Maksum-pun segera menggelar hajatan di rumahnya yang berada di gang sempit sebagai ungkapan rasa syukurnya. Tak hanya sanak saudara yang dia undang, semua warga kampungnya dia undang.

Dia saat ini tercatat dan tegabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Muhammadiyah. "Selama proses manasik, Pak Maksum ini selalu membawa becaknya. Dengan tidak pernah malu meski hanya seorang penarik becak," terang Sekretaris KBIH Muhammadiyah Surabaya, Ali Fauzi.

Dan Jumat (28/7) besok, kakek kelahiran Tahun 1938 di Desa Bates, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, Madura ini dijadwalkan masuk Asrama Haji Sukolilo.

Jauh sebelum Maksum bercita-cita pergi ke Tanah Suci, dia hanya seorang kuli panggul di Pasar Bong, dekat kawasan Makam Sunan Ampel. Saat itu, kakek asli dari Desa Bates, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan ini masih numpang di rumah pamannya di Surabaya.

"Tahun 1957, saya bersama istri saya merantau ke Surabaya. Waktu itu masih belum punya anak. Pertama di Surabaya, kami ya numpang di rumah paman saya," kenang Maksum.

Hari-harinya di Surabaya dilaluinya tanpa mengeluh. Meski rezeki yang didapat tidak pasti. Bahkan, kerap tidak ada bahan makanan untuk dimasak. Maksum tak patah arang hidup di rantauan.

Alhasil, setelah setahun hidup di Kota Pahlawan, dia berhasil mengumpulkan uang hasil bekerja sebagai kuli panggul. Dia dan istrinya pun memutuskan pindah dari rumah pamannya. Maksum mengontrak rumah kecil di daerah Pabean Cantikan.

"Sejak saat itu saya tidak lagi bekerja sebagai kuli panggul. Saya ganti becak. Karena bukan becak saya sendiri, modelnya setoran ke pemilik becaknya," ceritanya lagi.

Tanpa kenal lelah, Maksum terus bekerja sambil terus berdoa untuk menyempurnakan ibadahnya. Baru kemudian, di Tahun 1970, dia pindah di rumah yang dia tempati sekarang, yaitu di Jalan Kapasan Samping.

Tak hanya itu, Maksum juga bisa membeli becak. "Dari uang tabungan saya, akhirnya saya bisa beli becak. Becak milik majikan saya itu yang saya beli. Harganya waktu itu masih Rp 20 ribu," tutupnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berawal dari Sampah Menumpuk di Tepi Jalan, Kini Tempat Pembuangan Sampah di Tuban Bisa Hasilkan Rp13 Juta per Bulan

Berawal dari Sampah Menumpuk di Tepi Jalan, Kini Tempat Pembuangan Sampah di Tuban Bisa Hasilkan Rp13 Juta per Bulan

Keberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.

Baca Selengkapnya
Jaksa Terlibat Kecelakaan Beruntun di Surabaya, Sempat Kabur Dikejar Massa

Jaksa Terlibat Kecelakaan Beruntun di Surabaya, Sempat Kabur Dikejar Massa

Seorang jaksa di Kejaksaan Negeri Tanjung Perak terlibat kecelakaan di Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/2) dini hari.

Baca Selengkapnya
Tutup Bimtek PPIH Arab Saudi 2024, Menag: Layani Jemaah Haji Seperti Orang Tua & Keluarga Sendiri

Tutup Bimtek PPIH Arab Saudi 2024, Menag: Layani Jemaah Haji Seperti Orang Tua & Keluarga Sendiri

Adapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian

Baca Selengkapnya
Pulang Kampung Ke Kuningan Jawa Barat, Capres Anies Baswedan Tak Malu Sarapan Serabi Panas di Pinggir Jalan

Pulang Kampung Ke Kuningan Jawa Barat, Capres Anies Baswedan Tak Malu Sarapan Serabi Panas di Pinggir Jalan

Sosoknya menyempatkan diri mendatangi penjual serabi langganan.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Indonesia Diminta Tak Asal Pakai Visa untuk Berhaji, Ini Risikonya Jika Tetap Nekat

Masyarakat Indonesia Diminta Tak Asal Pakai Visa untuk Berhaji, Ini Risikonya Jika Tetap Nekat

Petugas haji Arab Saudi memeriksa satu per satu jemaah lebih ketat ketika memasuki Mekkah dan Madinah termasuk di Arafah.

Baca Selengkapnya
Terbanyak Sepanjang Masa, 241.000 Jemaah Haji Indonesia Akan Berangkat ke Tanah Suci Tahun 2024

Terbanyak Sepanjang Masa, 241.000 Jemaah Haji Indonesia Akan Berangkat ke Tanah Suci Tahun 2024

Sebanyak 241.000 orang Indonesia akan menunaikan ibadah haji tahun 2024. Keberangkatan jemaah haji tahun ini menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya
Larang Pegawai Hamil, Kepala Puskesmas Sabokingking Bakal Dicopot

Larang Pegawai Hamil, Kepala Puskesmas Sabokingking Bakal Dicopot

Jamia berharap permasalahan ini tidak terjadi di tempat lain

Baca Selengkapnya
Catat! Rencana Perjalanan Haji Tahun 2024, Kloter Pertama Berangkat 12 Mei

Catat! Rencana Perjalanan Haji Tahun 2024, Kloter Pertama Berangkat 12 Mei

Tahun ini, Indonesia rencananya akan memberangkatkan 241 ribu jemaah haji.

Baca Selengkapnya