Merdeka.com - Peristiwa kecelakaan lalu lintas atau lakalantas di wilayah Denpasar, Bali, sepanjang tahun 2022 mengalami kenaikan jumlah kasus bila dibandingkan tahun 2021.

Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas mengatakan untuk kasus kecelakaan lalu lintas dari Bulan Januari hingga Desember 2022 mencapai 767 kasus dan yang berhasil diselesaikan sebanyak 467 kasus.

"Total lakalantas sebanyak 767 kasus dari Januari hingga Desember 2022," kata Kombes Bambang, saat konferensi pers di akhir tahun di Mapolresta Denpasar, Bali, Rabu (28/12).

Sementara, dari 767 kasus untuk korban yang mengalami luka ringan sebanyak 1.136 orang, luka berat 24 orang, dan yang meninggal dunia 75 orang dengan jumlah kerugian ditaksir mencapai Rp 1,3 miliar.

"Dengan jumlah kerugian materil Rp 1.337.950.000 atau Rp 1,3 miliar," imbuhnya.

Ia juga menyatakan, bila dibandingkan tahun 2021 jumlah kecelakaan lalu lintas di tahun 2022 mengalami kenaikan. Untuk tahun 2021 ada sebanyak 550 kasus kecelakaan lalu lintas dan jumlah kasus yang diselesaikan sebanyak 501 kasus.

Kemudian, untuk korban luka ringan di tahun 2021 sebanyak 836 orang, luka berat 36 orang, dan meninggal dunia 61 orang dengan total kerugian materil Rp 1.024.850.000 atau Rp 1 miliar lebih.

Sementara, kecelakaan lalu lintas di wilayah Denpasar, Bali, didominasi oleh pengendara sepeda motor,"Bila dibandingkan tahun 2021 untuk laporan lakalantas (2022) itu ada kenaikan. Untuk (kerugian) materil kita juga mengalami kenaikan," ujarnya.

ETLE

Semenjak penerapan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di wilayah Denpasar, Bali, yang dilakukan dari Bulan Februari hingga Desember 2022, sudah tercatat ada 720.825 pelanggar yang tertangkap kamera Etle di sejumlah ruas jalan di wilayah Denpasar.

"Untuk penerapan Etle sendiri dari data yang kita peroleh pelanggar yang tercapture kamera, dari mulai Februari sampai dengan Desember 2022 itu, ada 720.825 pelanggar," kata Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas saat konferensi pers di akhir tahun di Mapolresta Denpasar, Bali, Rabu (28/12).

Ia menerangkan, untuk data pelanggar yang tervalidasi oleh Etle ada 8.537 kendaraan yang melanggar. Kemudian, hingga saat ini pelanggar yang dikirim surat tilang 8.256. Sementara, untuk surat tilang yang dikirim lewat pos ada sebanyak 3.433 dan surat yang dikembalikan karena salah alamat ada 1.437 dan pelanggar yang terkonfirmasi ada sebanyak 674.

Kemudian, pelanggar yang tidak terkonfirmasi 1.372 dan denda yang sudah terbayarkan 212 pelanggar dan yang sudah tertagih 430 pelanggar,"Untuk yang salah alamat memang ada yang tidak terkonfirmasi (sebanyak) 1.372 dan surat balik dari kantor pos 1.437," ujarnya.

Ia juga menyebutkan, bahwa dengan adanya penerapan Etle memang diketahui adanya peningkatan pelanggaran lalu lintas di wilayah Denpasar, Bali.

"Kami harapkan dengan adanya Etle tidak ada ada tilang secara langsung. Namun itu memberikan kesadaran, harapan kita polri itu memberikan kesadaran masyarakat agar tertib dengan keselamatan lalu lintas," sebutnya.

Selain itu, pelanggaran lalu lintas naik karena di tahun 2022 sudah mulai dilonggarkan pembatasan masyarakat. Sehingga, ritme masyarakat bergejolak dan juga wisatawan asing banyak masuk ke Bali.

"Adanya kenaikan ini, memang kita tahu 2021 masyarakat memang ada pembatasan. Dan 2022 pembatasan mulai dibuka Bulan Maret 2022 tanggal 7 kemarin. Sehingga, ritme masyarakat, ekonomi mulai bergejolak dan mobilitas masyarakat semakin bertambah. Wisatawan masuk, sehingga itu yang menimbulkan kenaikan dan ditambah lagi masih ada beberapa wisatawan khususnya asing mereka tidak menggunakan helm," ujarnya.