Peredaran beras plastik dituding buat hambat beras analog
Merdeka.com - Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan merebaknya isu beras plastik saat ini merupakan upaya untuk menghambat pengembangan beras analog. Padahal, sejumlah perguruan tinggi sedang berusaha mengembangkan beras analog tersebut.
"Saat ini sejumlah lembaga riset dan perguruan tinggi sedang mengembangkan beras analog, sebagai upaya meningkatkan keanekaragaman pangan di Indonesia," kata Enny ketika ditemui di Jakarta, Minggu (31/5).
Beras analog, ujarnya, merupakan bahan pangan yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mirip dengan padi namun dibuat dari berbagai jenis umbi-umbian, sehingga layak dan aman untuk dikonsumsi.
Kata dia, riset tersebut sudah cukup berhasil dan apabila dapat dikembangkan dengan skala besar maka bisa menyokong suplai kebutuhan pangan nasional.
Oleh sebab itu, ia pun menyangsikan motif isu tersebut berlandaskan motif ekonomi, mengingat biaya produksi beras plastik jauh lebih mahal daripada mengolah beras.
"Kalau motifnya ekonomi, gampangnya kita beli barang murah tapi kita jual mahal. Tapi di kasus ini tidak, jadi ini lebih mungkin jika ada tujuan lain," tukas Enny seperti dilansir Antara.
Terkait dengan riset tersebut, ia menilai saat ini ada sejumlah pihak yang berupaya menghalangi pengembangan jenis bahan pangan tersebut dengan tujuan menimbulkan penolakan di tengah masyarakat.
"Kalau sudah masuk pasar, bisa mengurangi ketergantungan beras. Tapi ini juga jadi ancaman bagi pihak yang tidak setuju. Dengan adanya isu beras plastik, masyarakat justru risau. Mereka tidak bisa membedakan beras sintetis dan analog," tukasnya.
Apabila isu beras plastik tersebut telah berhasil diterima masyarakat, tuturnya, maka para peneliti atau pihak yang mendukung program tersebut akan sangat sulit melakukan sosialisasi.
"Karena kan masyarakat tahunya ini bukan beras asli (padi), jadi mereka tidak tahu apakah ini aman untuk dimakan atau tidak. Jika sudah begitu, perguruan tinggi pun akan susah untuk menyampaikan ke masyarakat," pungkas dia.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Kapak Persegi: Fungsi, Jenis, dan Ciri-cirinya
Kapak persegi dibuat dari batu yang dikikis hingga membentuk persegi dengan bagian tepi yang lebih tipis. Umumnya kapak ini dibuat untuk berburu.
Baca SelengkapnyaSempat Putus Asa Gara-Gara Pandemi, Bisnis Anyaman Bambu Milik Warga Bojonegoro Kini Jadi Favorit Pasar Lokal
Konsep hidup ramah lingkungan yang meminimalisir penggunaan kemasan plastik membuat aneka kerajinan anyaman bambu semakin diminati konsumen.
Baca SelengkapnyaPedagang di Jakbar Temukan Sekantong Plastik Berisi Peluru dan Granat
Seorang pedagang dikagetkan dengan temuan sekantong plastik. Plastik tersebut berisi peluru dan granat di pinggir kali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Arkeolog Temukan Harta Karun Zaman Perunggu Terbuat dari Benda Luar Angkasa 1 Juta Tahun Lalu
Arkeolog Temukan Perhiasan Zaman Perunggu Terbuat dari Benda Luar Angkasa 1 Juta Tahun Lalu
Baca SelengkapnyaPeneliti Perkirakan Bahwa Warna Mata Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Warna mata ternyata memiliki keterkaitan dengan kemampuan membaca seseorang. Antropolog menduga bahwa terdapat kaitan di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaPerlu Dikenali Orangtua, Kenali Tanda Anak Membutuhkan Pemeriksaan Mata
Mengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.
Baca SelengkapnyaPaman di Tanjung Priok Tega Bunuh Keponakannya, Begini Kronologinya
Sejumlah barang bukti diamankan dari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan terhadap keponakannya
Baca SelengkapnyaBagaimana Prinsip-prinsip Lingkungan Bermain dan Belajar Anak? Begini Penjelasannya
Merdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaMemahami Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 1-3 Tahun, Panduan Lengkap untuk Orangtua
Tumbuh kembang setiap anak merupakan proses yang unik dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, psikologis, dan lingkungan.
Baca Selengkapnya