Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perbedaan Bung Karno dengan Pak Harto soal G30S

Perbedaan Bung Karno dengan Pak Harto soal G30S Letkol Untung. wikipedia.org

Merdeka.com - Mayjen Soeharto bertekad menumpas PKI hingga ke akar-akarnya setelah tujuh perwira TNI AD ditemukan dalam keadaan tewas di Lubang Buaya. Soeharto melihat gerakan PKI telah meluas ke sejumlah daerah, salah satunya adalah di Kentungan Yogyakarta.

Di daerah itu, mereka membunuh Komandan Resimen Kol Katamso dan Kepala Stafnya Letkol Gijono. Gijono adalah ajudan merangkap perwira operasi saat Soeharto memimpin serangan umum 1 Maret 1949.

"Sebab itu saya mesti mengadakan tindakan yang cepat tetapi pasti. Saya mesti mengadakan pengejaran, pembersihan dan penghancuran," kata Mayjen Soeharto dalam Otobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya. Terbitan PT Citra Lamtoro Gung Persada 1989.

Namun, perbedaan terjadi antara Presiden Soekarno dengan Mayjen Soeharto, terlebih setelah Bung Karno menyebut peristiwa G30S adalah sebuah riak kecil di samudera. Saat itu Bung Karno memiliki hubungan dekat dengan PKI dan sejumlah tokohnya.

"Presiden Soekarno mengumumkan sikap yang sama sekali lain daripada tindakan dan langkah yang saya buat. Lebih-lebih perbedaan paham itu terasa setelah Bung Karno mengatakan bahwa apa yang terjadi dengan G30S itu hanyalah "een rimpeltje in de oceaan (sebuah riak kecil di samudera)," kata Soeharto.

Perbedaan antara keduanya bukan kali ini saja terjadi. Keduanya sempat berbeda pendapat soal adanya keterlibatan perwira AU dalam Gerakan 30 September.

Saat itu, 2 Oktober 1965, Presiden Soekarno memanggil Mayjen Soeharto ke Istana Bogor. Setibanya di Istana Bogor suasana cukup panas. Sebab, Kepala Staf AU Marsekal Madya TNI Omar Dhani yang dicurigai Soeharto turut serta dalam G30S ada di sana.

"Soeharto, kejadian seperti ini kejadian biasa dalam revolusi, dan kita harus mengerti. Malah dalam hal ini kita harus prihatin. Angkatan Darat jangan sampai mencurigai angkatan lain. Omar Dhani telah memberitahu kepada saya, Angkaatan Udara tak tahu menahu mengenai peristiwa ini. Dan saya juga telah mengatakan kepada Omar Dhani, Angkatan Darat tidak tahu menahu soal ini, dan sama sekali tidak ikut campur," kata Bung Karno kepada Soeharto saat itu.

Namun, Soeharto langsung langsung buka suara. "Tetapi kenyataannya lain Pak. Banyak laskar Pemuda Rakyat mengadakan kegiatan dan latihan di sekitar Pangkalan Halim dan mereka juga memiliki senjata api yang kelihatannya seperti yang dimiliki Angkatan Udara."

Perdebatan pun sempat terjadi antara Soeharto, Omar Dhani dan seorang anggota AU lainnya, Leo Watimena. Kedua anggota AU itu membantah senjata itu milik angkatannya. Namun, Soeharto memerintahkan ajudannya untuk membawa senjata yang berhasil diambil dari sekitar Halim.

Bung Karno lalu melihat senjata itu dan menyerahkannya kepada Leo untuk diteliti dengan seksama. Setelah diperhatikan secara seksama, Leo akhirnya mengakui senjata itu milik AU.

"Mungkin mereka mencurinya dari gudang. Kami akan meneliti lagi Bapak Presiden," kata Leo. Sementara, Omar Dhani tidak mengeluarkan reaksi apapun soal itu.

(mdk/tts)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak
Prabowo Sebut Kenal Dekat Presiden ke-2, Pendukung Teriaki Balikan, Titiek Soeharto Senyum-senyum Malu Sambil Melirik Sang Anak

Menegaskan kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo mengaku jika dia kerap melakukan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4
Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Sesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia
Mengenang Petisi 50, Surat Protes Kepada Presiden Soeharto yang Ditandatangani 50 Tokoh di Indonesia

Ini merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.

Baca Selengkapnya
Momen Presiden Soeharto Tertawa Terpingkal-pingkal saat Dialog dengan Rakyat, di Sampingnya Ada Wapres Jenderal TNI Bintang 4
Momen Presiden Soeharto Tertawa Terpingkal-pingkal saat Dialog dengan Rakyat, di Sampingnya Ada Wapres Jenderal TNI Bintang 4

Sebuah video merekam ketika Soeharto didampingi oleh wakil presiden (wapres) eks jenderal TNI bintang 4. Momen nostalgianya berhasil menarik perhatian publik.

Baca Selengkapnya
Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi
Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi

Kalimat Guntur Soekarno itu justru meluruskan agar relawan tidak perlu jauh-jauh membahas soal pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Sejarah Terbentuknya BUMN, Ternyata Awalnya Sengketa dengan Belanda
Sejarah Terbentuknya BUMN, Ternyata Awalnya Sengketa dengan Belanda

Kolonel Soeprayogi, diangkat sebagai menteri urusan stabilisasi ekonomi oleh Presiden Sukarno, memainkan peran kunci dalam peraturan untuk pengambilan keputusan

Baca Selengkapnya
Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo
Cerita Soeharto Menikahi Ibu Tien di Bawah Bayang-Bayang Serangan Udara Belanda di Solo

Tak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.

Baca Selengkapnya