Merdeka.com - Menyambut perayaan tahun baru Islam, 1 Muharram 1441 hijriah, ratusan pelajar dan guru di Kabupaten Banyuwangi tampil membawakan atraksi drama kolosal, iringan musik drumband dan karnaval dengan kostum nuansa Islami.

Perayaan yang dikemas dalam Festival Ta'aruf tersebut berlangsung mulai dari Taman Blambangan, kemudian berjalan beriringan sampai halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan jarak sekitar 3 kilometer.

Acara dimulai dengan penampilan drama kolosal yang menampilkan pasukan berkuda Nabi Muhammad SAW saat hijrah dari Mekkah ke Madinah. Juga muncul drama perang melawan kaum Quraisy, saat mensyiarkan ajaran Islam.

"Ini merupakan rangkaian memperingati Bulan Muharam, sekarang Ta'aruf, besok ada festival anak yatim. Jadi mari menyambut dengan gembira tahun baru Islam, semangat ukhuwah islamiah," kata Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, Selasa (10/9).

Ketua Panitia Festival Ta'aruf, Abdul Hafid menambahkan, kegiatan memeriahkan tahun baru Islam tersebut diikuti 4000 siswa siswi dan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kabupaten Banyuwangi.

"Harapan kami di Bulan Muharram, menumbuhkan rasa persaudaraan antar umat muslim, dan siar islam yang ramah. Terimakasih telah menyediakan panggung buat anak anak untuk tampil di acara ini, nanti bakal ada 50 grup drumband yang akan tampil," kata Hafid.

Tidak hanya karnaval dan penampilan drama kolosal, para guru juga menyelipkan aksi penandatanganan bebas dari sampah plastik. Menggunakan kain putih berukuran 3x6, para guru menandatangani deklarasi bebas sampah plastik. Para pejabat Pemkab Banyuwangi juga tampak ikut menandatangani deklarasi tersebut.

"Ini merupakan inisiatif kami untuk mendukung Banyuwagi bersih, dan kekompakan memberi edukasi kepada anak anak agar bijak dengan sampah, tidak dibuang sembarangan yang bisa merusak lingkungan, namun bisa dimanfaatkan untuk didaur ulang lewat kegiatan kreatif para siswa di sekolah. Kami juga aktif mengimbau para pedagang untuk mengurangi penggunaan plastik," kata Ketua Kelompok Kerja Guru Banyuwagi, Rifan Zuhri.