Penjual mainan di Malang cabuli 5 bocah SD di lingkungan sekolah
Merdeka.com - Para orangtua dan pihak sekolah patut waspada, karena tindak pencabulan terhadap anak-anak bisa terjadi di lingkungan sekolah. Mahmudi (42), seorang penjual mainan anak-anak mengaku melakukan pencabulan setidaknya kepada 5 orang anak siswa Sekolah Dasar (SD).
Semua tindakan pelecehan itu dilakukan sambil berjualan mainan di SD tempatnya berjualan. Pelaku dengan berbagai cara berusaha memegangi payudara para korbannya.
"Saya hanya memegangi karena anak-anak saat bergerombol sering jatuh," kata Mahmudi membela diri di hadapan wartawan di Mapolres Malang, Senin (24/8).
Korban berinisial JAN, RM, KK, NO dan SAH adalah siswi-siswi di SD Gading, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Korban yang rata-rata kelas IV dan kelas V berusia antara 9 sampai 10 tahun mengaku ketakutan pada pelaku yang sering menggoda.
Korban menceritakan kepada orangtuanya yang kemudian mengadu ke sekolah. Kepala sekolah, kemudian meminta keterangan langsung kepada anak-anak yang menjadi saksi dan korban. Baik saksi maupun korban mengakui kalau diraba-raba oleh pelaku.
Pihak sekolah dengan didampingi para orangtua dan korban melaporkan ke Polres Malang. Pelaku diamankan Sabtu (22/8) tanpa perlawanan saat sedang berjualan.
Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Wahyu Hidayat menduga masih banyak anak-anak yang menjadi korban pelaku. Karena sebelumnya, pelaku juga diminta menandatangani sebuah surat pernyataan oleh sebuah MI karena perbuatan serupa.
"Terus kita dalami, berdasarkan laporan hingga kini masih 5 anak, tetapi pelaku mengaku lebih," kata Wahyu Hidayat.
Mahmudi sendiri adalah warga Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Sejak 2010, sudah berjualan mainan keliling beberapa Sekolah Dasar (SD) dan PAUD/TK. Ayah dua anak itu mengaku rumah tangganya sudah berpisah sejak lima tahun lalu.
Setiap hari pelaku mengaku keluar dari rumahnya pukul 05.30 WIB. Pertama kali yang dituju adalah SD Tangkil (Tajinan), kemudian berpindah ke MI Jatisari, SD Jambearjo (Tajinan), TK/PAUD Bululawang, SD Pandanpuro, SD Gading dan terakhir menjelang sekolah bubar ke MIN Nahdlatul Ulama (NU) di Bululawang.
"Kemungkinan korbannya banyak, kita tunggu laporan masyarakat," tegasnya.
Atas perbuatannya pelaku dijerat dengan pasal 82 jo pasal 76E Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Pelaku diancam hukuman 5 tahun penjara.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nestapa Iyyang Bocah SD Jalan Kaki 2 Km Jualan Es, Diberi Upah Rp 2 Ribu hingga Bangunan Sekolahnya Miris
Ada perjuangan dan kerja keras dari sosok bocah bernama Iyyang.
Baca SelengkapnyaTak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaBiasanya Datangi Sekolah Lain, Polwan Cantik ini Tiba-Tiba Kunjungan ke Sekolah Anak, Reaksi Sang Putra jadi Sorotan
Polwan cantik bagikan momen saat kunjungan ke sekolah sang anak. Seperti ini potret selengkapnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaBeli Pulsa hingga Bayar Sekolah Anak Pakai BRImo, Ibu Asal Malang Dapat Hadiah Mobil
Ibu ini membagikan tips untuk nasabah lain agar bisa beruntung seperti dirinya
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaPenuh Keseruan, Momen Dosen Latih Mahasiswanya Berpidato dengan Kaleng Biskuit Ini Curi Perhatian
Dosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaMata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan
Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca SelengkapnyaPerjuangan Pedagang Keliling Tak Bisa Baca Tulis Gigih Sekolahkan Anak, Kini Sang Putra Jadi Guru Besar UGM
Berangkat dari keluarga sederhana, sang dosen hingga kini tak menyangka dirinya mampu mencapai titik puncak.
Baca Selengkapnya