Penjelasan Moeldoko soal TNI dilibatkan berantas teroris
Merdeka.com - DPR didesak segera menyelesaikan Revisi UU No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Revisi salah satunya bakal mengatur pelibatan TNI dalam memberantas teroris.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan TNI akan dilibatkan jika intensitas teror masuk kategori antara menengah sampai intensitas tinggi hingga saat kondisi keamanan dianggap darurat.
"Pasti, ya pasti (akan dilibatkan). Itu tergantung spektrumnya, kalo spektrumnya sudah menuju ke medium sampai high intensity ya di situlah kira-kira pelibatannya," kata Moeldoko di Kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jl Merdeka Utara, Rabu (16/5).
Dia sendiri juga menilai kondisi Indonesia saat ini sudah mencapai intensitas menengah. Dimulai dari kerusuhan para narapidana teroris di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, kemudian disusul bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) lalu. Setelah itu di Mapolrestabes Surabaya terjadi lagi kejadian bom bunuh diri yang terjadi pada Senin (14/5). Dan pada Rabu (16/05) hari ini terjadi kembali aksi penyerangan di Mapolda Riau, yang diduga diserang oleh para teroris.
"Ini sudah medium," ungkap Moeldoko.
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menjamin pelibatan TNI tak akan membuat TNI menjadi superior dan kembali ke zaman orde baru yang berkuasa.
"Kan kita tahu bahwa terorisme ini tidak bisa dihadapi dengan sepotong potong, dia bergerak total, kita dihadapi dengan total. Jadi tidak mungkin kita punya kekuatan yang tidak total dan terorisme menggunakan kekuatan yang total. Maka logikanya, rasionalitasnya TNI harus dilibatkan dengan aturan tertentu," kata Wiranto di rumah dinasnya, Jl Denpasar No 9, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (14/5).
Mantan Panglima ABRI era Soeharto ini menekankan, masyarakat tak perlu khawatir tentang pelibatan TNI. Sebab, menurutnya, peran militer sangat membantu Polri dalam membasmi terorisme secara total. Dia juga tak ingin kekuatan aparat yang ada tak diberdayakan karena terpasung oleh negara.
"Jangan sampai kekhawatiran-kekhawatiran kita masa lalu TNI akan superior, akan kembali ke orde-orde sebelumya, ada junta militer, sudahlah itu saya kira saya jamin tidak akan kembali kesana, itu sudah selesai masa itu," kata Wiranto.
"Ada kegiatan terorisme seperti ini TNI tidak boleh bergerak, artinya aparat keamanan menghadapi terorisme dengan keadaan terborgol, itu kan tidak lazim, tidak bagus, kira kira semangatnya seperti itu," tegasnya.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDiduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ketujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaDengan suara knalpot bising menyulut emosi masyarakat sekitar, termasuk prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaBukan hal yang mudah, situasi genting kerap dihadapi oleh mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaDikarenakan mereka adalah suatu organisasi yang menyatakan dirinya tentara /combatan.
Baca SelengkapnyaPergerakan masyarakat selama libur lebaran tahun ini diprediksi akan mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya