Penjelasan Kemendikbud Ristek Soal Ada Fakultas Kedokteran Tak Punya Dosen
Merdeka.com - Situasi pendidikan kedokteran di Indonesia menjadi sorotan belakangan ini. Selain biayanya terlampau mahal, jumlah fakultas kedokteran (FK) terbatas.
Baru-baru ini, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih mengungkap kondisi pendidikan kedokteran di masa kepemimpinannya. Salah satunya, ada FK namun tidak memiliki dosen.
"Misalnya di Papua sama Sulawesi itu sampai mahasiswanya tidak dapat dosen, padahal fakultas itu sudah dibuka tapi tidak ada dosen yang ngajar. Karena enggak ada dosennya, akhirnya diampu oleh universitas lain," kata Daeng dalam wawancara dengan merdeka.com, 8 Juni lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Dikti Kemendikbud Ristek Nizam menanggapi hal tersebut. Menurut Nizam, pembukaan FK untuk memenuhi distribusi dokter di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
"Setahu saya, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk afirmasi untuk memenuhi distribusi dokter di daerah-daerah 3T," katanya kepada merdeka.com, Jumat (17/6).
"Ini dulu sepertinya bukannya belum ada dosennya, tapi belum lengkap dosen dan sarana prasananya. Kejadian sudah 10 tahunan yang lalu," tambah Nizam.
Dia menjelaskan, pembukaan FK merupakan bentuk kehadiran negara dalam membangun sumber daya manusia (SDM) di daerah. Hal serupa dilakukan juga untuk bidang lain. Seperti institut seni dan budaya Papua, Aceh, Sulawesi, Kalimantan, institut teknologi Sumatera dan Kalimantan.
"Saat infrastruktur dibangun dan SDM dilengkapi, mahasiswanya dititipkan dulu," imbuhnya.
Dia mengungkap alasan pembukaan FK tidak disertai dengan SDM pendidik. Menurutnya, melengkapi SDM dan sarana prasarana membutuhkan waktu lama.
"Paling tidak 5 tahun," ucapnya.
Nizam menambahkan, pembukaan FK pasti mendapatkan izin dari Kemendikbud Ristek. Namun, sebelum izin dikeluarkan, Kemendikbud mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes).
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya
Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaIDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDAI: Jangan Hanya Kejar Kuantitas Dokter tapi Kualitas Acak Kadut
Jangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnya acak kadut gitu," kata Piprim.
Baca SelengkapnyaKasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaArti Mata Kedutan Sebelah Kiri Atas, Petanda Baik atau Buruk?
Menurut primbon, mata berkedut bisa saja pertanda baik. Tapi menurut medis, mata berkedut justru sesuatu yang normal, atau bahkan bisa menjadi tanda masalah.
Baca SelengkapnyaTunggu Arahan KPU Soal ODGJ Mencoblos Pemilu, RSKD Dadi Makassar Siapkan 14 Dokter Psikiatri
RSKD Dadi Makassar merupakan rumah sakit khusus untuk penanganan pasien dengan gangguan kejiwaan.
Baca SelengkapnyaDokter MY yang Diduga Cabuli Istri Pasien Mangkir dari Panggilan Polisi, Pengacara: Masalah Pekerjaan
Pekerjaan itu diklaim sudah terjadwal sebelumnya sehingga tidak bisa ditinggalkan.
Baca Selengkapnya