Pengungsi Afganistan di Kupang Kembali Demo, Minta Bertemu UNHCR dan IOM
Merdeka.com - Puluhan pengungsi asal Afganistan kembali menggelar demonstrasi di depan Kantor International Organization for Migration (IOM) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (3/5). Mereka berharap bisa bertemu perwakilan IOM atau UNHCR, agar bisa menyampaikan tuntutan. IOM memilih pertemuan harus dilakukan secara virtual sesuai peraturan untuk menghindari covid-19.
Unjuk rasa ini didominasi oleh pengungsi yang ditempatkan di Hotel Kupang Inn dan sebagian dari Hotel Ina Bo'i. Mereka tidak ingin membubarkan diri hingga tuntutan dipenuhi.
Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, Heksa Asik Soepriadi didampingi Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban, Melsy I.Y Fanggi beserta Kepala Sub Seksi Ketertiban, Dominggus Koreh beserta tiga staf memantau dan mengawasi aksi unjuk rasa tersebut.
"Kita pihak Rudenim Kupang hanya melaksanakan fungsi pengawasan administratif, sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2016 Tentang Penanganan Pengungsi Dari Luar Negeri. Sedangkan yang berwenang untuk penempatan ke negara ketiga adalah UNHCR dan pemindahan antar Rudenim (dari Kota Kupang ke provinsi lain) adalah kewenangan IOM," kata Heksa Asik Soepriadi kepada wartawan.
Heksa meminta puluhan pengungsi tersebut untuk membubarkan diri, sambil menunggu jadwal dialog virtual yang akan diadakan UNHCR dan IOM.
"Jadi saya minta agar saudara-saudara pengungsi bisa memahami dan kembali ke hotel masing-masing, besok mengikuti dialog secara virtual yang diadakan oleh UNHCR dan IOM, saudara-saudara dapat menyampaikan semua keluhan dan tuntutan pada dialog tersebut" Kata Heksa kepada para pengungsi.
Heksa memerintahkan anggotanya untuk menyediakan roti, serta air mineral bagi anak-anak dan ibu hamil yang juga ikut melakukan unjuk rasa.
Salah satu pengungsi asal Afganistan, Alireza Qanbari mengatakan, mereka tidak akan berhenti melakukan unjuk rasa, hingga UNHCR dan IOM bersedia bertemu mereka secara langsung.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koordinasi dengan UNHCR, Pemerintah Waspadai Sindikat TPPO di Balik Kedatangan Pengungsi Rohingya
Pemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.
Baca SelengkapnyaUsut Kasus TPPO Pengungsi Rohingya, Bareskrim Kirim Tim ke Aceh
Bareskrim Polri ikut mengusut kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan para pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaMinta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar
Satu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
UNHCR Blak-blakan Buka Suara soal Penyelundupan Rohingya di Aceh
Satu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelundupan Rohingya ke Aceh.
Baca SelengkapnyaFOTO: Aksi Warga Sabang Demo Tolak Kedatangan Pengungsi Rohingya di Aceh
Mereka mendesak UNHCR dan IOM untuk segera memindahkan pengungsi Rohingya dari Aceh.
Baca SelengkapnyaKolaborasi Musisi Singapura-Indonesia dengan Pengungsi Afghanistan Suarakan Kebebasan dan Harapan
proyek ini telah berdampak positif bagi 37 ribu kehidupan di bidang inklusi, pemberdayaan, keberlanjutan, kesehatan mental dan pendidikan seni.
Baca SelengkapnyaTiga Pengungsi Rohingya di Banda Aceh Kabur, Satu Orang Pakai Gelang UNHCR
Ketiga pengungsi Rohingya yang lari tersebut adalah laki-laki, Sana Ullah (22), Shobir Hossain (19) dan Azim Ultah (19).
Baca SelengkapnyaSepak Terjang Muhammad Amin, Tersangka Penyelundup Pengungsi Rohingya di Aceh
Muhammad Amin tak bekerja sendiri menyelundupkan pengungsi Rohingya.
Baca Selengkapnya'Ngemper' di Jalanan Pekanbaru, 13 Warga Rohingya Dibawa Polisi
13 warga Rohingya tersebut untuk dibawa ke tempat yang semestinya.
Baca Selengkapnya