Penganiaya Peserta MOS SMA Taruna di Palembang Baru Sepekan Jadi Pembina
Merdeka.com - Polisi menetapkan Obby Frisman Arkataku (24) sebagai tersangka atas tewasnya satu peserta masa orientasi siswa (MOS) SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, DBJ (14). Polisi juga tengah menyelidiki laporan siswa lain yang kini tengah kritis di rumah sakit.
Kepala SMA Semi Militer Taruna Indonesia Palembang, Tarmizi Endrianto membenarkan Obby adalah salah satu pembina dan pengawas MOS di sekolahnya. Tersangka ternyata baru sepekan bekerja di sekolah itu usai lulus penjaringan beberapa pekan sebelumnya.
"Benar, dia (Obby) kerja baru seminggu untuk jadi pembina MOS. MOS itu dimulai awal Juli tadi sekitar tanggal 7," katanya, Selasa (16/7).
Dia menjelaskan, MOS di sekolahnya memang bertujuan membentuk karakter semi militer kepada siswa baru. Karena itulah pihaknya bekerjasama dengan benar instansi lain seperti Kodam II Sriwijaya sebagai pengawas dan taruna senior untuk membantu pembina.
"Yang bersangkutan (Obby) ikut melamar, dia terpilih setelah diseleksi," ujarnya.
Tarmizi pun menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak kepolisian. Jika ada unsur pembina atau taruna senior yang terlibat dapat diproses sesuai perundangan.
"Biar polisi saja yang mengungkapnya soal kejadian seperti itu (siswa tewas)," kata dia.
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo mengaku kaget dengan adanya penetapan tersangka oleh polisi. Sebab berbeda dengan hasil investigasi timnya ke sekolah itu usai kejadian. Dia menganggap ada hal-hal yang disembunyikan oleh sekolah terkait peristiwa itu.
"Komitmen kita dari awal harus buka seterang-terangnya, khususnya berbagai bentuk kekerasan baik fisik maupun mental. Kejadian ini harus jadi pelajaran bagi sekolah lain, pastikan bebas bully verbal dan kekerasan fisik," ungkap Widodo.
Menurut dia, penunjukan Obby sebagai pembina MOS yang baru bekerja selama sepekan jelas menyalahi prosedur. Pihaknya akan mengetahui lebih lanjut proses perekrutan, arahan sekolah, hingga batasan wewenang pembina.
"Prosedur penerimaan tidak bisa disanksi, tapi pasti arahnya ada enggak unsur kesengajaan pembiaran kekerasan oleh pihak sekolah. Ada enggak pembekalan bagi pembina, itu yang harus diselidiki lagi," tegasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen Panglima Perang Suku Dani Moro Kogoya jemput mahasiswa yang datang ke Papua.
Baca SelengkapnyaMomen mahasiswa kunjungi rumah Panglima perang Suku Dani, Moro Kogoya.
Baca SelengkapnyaKejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keinginan keluarga bertemu Mahfud itu setelah Mahfud mengungkapkan progres pengusutan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Pemkot Semarang tersebut.
Baca SelengkapnyaDosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca SelengkapnyaPalang Merah Indonesia (PMI) membentuk kepengurusan sampai tingkat kecamatan.
Baca SelengkapnyaJaksa menilai terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja dan rencana lebih dulu merampas nyawa orang lain.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca Selengkapnya