Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat : Pengingkaran janji bisa coreng nama Gubernur Jawa Timur

Pengamat : Pengingkaran janji bisa coreng nama Gubernur Jawa Timur Pengamat Komunikasi Politik Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya D Ju. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Kemunculan surat komitmen Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk mendukung Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur menjadi Gubernur membuat persaingan politik memanas. Apalagi, Partai Demokrat juga mengeluarkan selebaran bergambar Gubernur Jatim untuk memenangkan Khofifah Indar Parawansa.

Pengamat Komunikasi Politik, Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, D. Jupriono, menilai, keberadaan surat perjanjian antara Soekarwo dengan Saifullah Yusuf dengan disaksikan kiai-kiai Jawa Timur sangat riskan. Surat tersebut bisa membuat nama baik Gubernur Soekarwo tercoreng, jika Gubernur Soekarwo atau Pakde Karwo mengingkarinya.

"Integritas moral sebagai orang nomor satu di Jawa Timur akan tercoreng jika mengingkari surat yang disaksikan kiai-kiai," katanya.

Surat perjanjian yang dibuat sebelum menjadi Gubernur priode kedua, ungkap dia merupakan surat perjanjian mengikat secara moral kepada keduanya yakni Pakde Karwo sebagai Gubernur dan Saifullah Yusuf sebagai Wakil Gubernur. Untuk itu, kedua sosok tokoh di Jatim ini harus pandai-pandai menyikapi surat perjanjian yang telah dibuat atas kesepakatan bersama masa lalu.

Secara hukum formal, ungkap Jupriono, surat yang ditandatangani di Kediri tanggal 12 Januari 2013, berisi Ikrar Kesepakatan Pasangan Cagub-Cawagub Jawa Timur 2014-2019 tidak bisa diberlakukan. Jika pihak pertama dalam hal ini Gubernur Jawa Timur dianggap mengingkari janji, maka bentuk pengingkarannya tidak berpengaruh terhadap prosedur pemilihan atau mekanisme Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim.

"Kalau pihak pertama mengingkari, prosedur pemilihan dan mekanisme pemilihan gubernur tidak akan terganggu, atau membuat semua proses pilgub salah atau tidak sah," ujarnya.

Namun bentuk pengingkaran itu memberikan dampak sanksi sosial dan moral. Apalagi, pembuatan surat disaksikan kiai-kiai yang ada di Jatim. Dari pengingkaran ini masyarakat bisa menilai perilaku seorang pimpinan. Untuk itu, pihak-pihak terkait harus berhati-hati dalam menyikapi kesepakatan surat perjanjian.

Artinya, siapapun dalam hal pembuatan surat secara hukum tidak bisa diteruskan. Tetapi, sanksi sosial yang akan diterima karena ada pengingkaran kesepakatan yang terjadi selama ini. Padahal, Gubernur memiliki nilai positif di depan masyarakat, jika hanya karena persoalan pilgub terus memunculkan sikap ingkar, maka kondisi tersebut sangat merugikan, apalagi disisa kepemimpinan ini.

"Harusnya keduanya semakin akur dan memperlihatkan kepada masyarakat, kalau kepemimpinan Pakde Karwo dan Gus Ipul berjalan mulus, tanpa ada kendala sedikit pun," terang dosen Untag ini.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi
Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi

Kalimat Guntur Soekarno itu justru meluruskan agar relawan tidak perlu jauh-jauh membahas soal pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Serahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Serahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama

Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya
Teks Proklamasi Ternyata Pertama Kali Dibacakan di Cirebon, Begini Kisahnya

Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan
Kata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan

Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya
Sosok Jenderal M. Jusuf, Panglima ABRI Asal Bone yang Bikin Presiden Soeharto Kalah Pamor
Sosok Jenderal M. Jusuf, Panglima ABRI Asal Bone yang Bikin Presiden Soeharto Kalah Pamor

Pria berdarah Bone ini telah meniti karier dari politik sebagai menteri perindustrian hingga menjadi Panglima ABRI yang satu-satunya dari Sulawesi.

Baca Selengkapnya
Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja
Sosok Kiai Hasyim Pendiri NU Bojonegoro, Perintahkan Anaknya Menikahi Perempuan Kota demi Syiarkan Ajaran Aswaja

Keilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus

Baca Selengkapnya
Nama Produk Sama dengan Nama Anaknya, Nasabah Mekaar Ini Dipuji Jokowi
Nama Produk Sama dengan Nama Anaknya, Nasabah Mekaar Ini Dipuji Jokowi

Dalam kunjungannya Jokowi menemui 3.000 ibu-ibu nasabah Mekaar di GOR Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya
Sosok Harun Al-Rasjid Zain, Tokoh Kebanggaan Sumatra Barat yang Jadi Menakertrans di Era Orde Baru
Sosok Harun Al-Rasjid Zain, Tokoh Kebanggaan Sumatra Barat yang Jadi Menakertrans di Era Orde Baru

Tokoh politik sekaligus pejuang Indonesia asal Sumatra Barat ini pernah menjadi gubernur serta menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya