Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat Penerbangan: Pesawat Lama 'Nganggur' Butuh Perawatan Ekstra

Pengamat Penerbangan: Pesawat Lama 'Nganggur' Butuh Perawatan Ekstra Serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. ©2021 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - Pengamat Penerbangan Pusat studi Air Power Indonesia, Chappy Hakim mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 membuat pesawat jarang terbang. Hal tersebut membuat kondisi pesawat menjadi tidak baik.

Chappy menanggapi kecelakaan pesawat yang terjadi pada Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak pada (9/1) kemarin. Hingga kini, penyebab kecelakaan masih misterius.

"Untuk di masa pandemi Covid-19 ini tentu saja diperlukan kewaspadaan yang ekstra hati-hati. Sedikitnya penggunaan pesawat terbang yang beroperasi saat pandemi, menyebabkan banyak pesawat yang nganggur alias tidak terbang," katanya lewat keterangannya kepada merdeka.com, Selasa (12/1).

"Dalam kasus tertentu kesiapan pesawat terbang yang jarang digunakan untuk terbang dipastikan akan mengalami kondisi yang tidak sebaik pesawat terbang yang secara rutin dipergunakan," sambungnya.

Menurutnya, kondisi pesawat terbang yang relatif lama tidak diterbangkan memerlukan pemeriksaan yang ekstra.

Dia menuturkan, tersiar kabar bahwa FAA (Federal Aviation Administration) atau badan otoritas penerbangan Amerika Serikat telah memberikan peringatan tentang jenis pesawat terbang Boeing-737 dari berbagai varian yang berpotensi mengalami 'engine fail' akibat sudah lebih dari 7 hari tidak diterbangkan.

"Konon pihak Boeing pun sudah memberitahukan kepada pengguna Boeing-737 di seluruh dunia. Hal ini masih memerlukan konfirmasi teknis. Karena kondisi cuaca di Amerika dan di Indonesia yang berbeda," ucap Marsekal TNI (Purn) ini.

Akan tetapi, kata Chappy, setiap notifikasi dari pihak pabrikan pesawat biasanya akan otomatis ditindaklanjuti oleh operator dan otoritas penerbangan yang mengawasinya. Namun, hal ini tak dapat serta merta menjadi kesimpulan tentang penyebab terjadinya kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ182.

"Kita baru akan mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, nanti setelah KNKT menyelesaikan proses investigasinya. Mari kita tunggu hasil penyelidikan penyebab terjadinya kecelakaan," pungkasnya.

Berdasarkan data Kemenhub, Pesawat Sriwijaya SJ182 masuk hanggar sejak 23 Maret 2020 dan tidak beroperasi sampai dengan bulan Desember 2020. Kemudian, Ditjen Perhubungan Udara telah melakukan inspeksi pada 14 Desember 2020.

Kemudian, pada 19 Desember 2020, pesawat Sriwijaya Air SJ182 mulai beroperasi kembali tanpa penumpang atau bukan penerbangan komersial. Baru pada tanggal 22 Desember 2020, pesawat ini beroperasi kembali sebagai penerbangan komersial.

Dugaan KNKT

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh, Sabtu (9/1).

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan, ada beberapa data yang sudah dikumpulkan. Pertama, data serpihan pesawat yang dikumpulkan KRI Rigel. Besaran Wreckage dengan lebar 100 meter dan panjang antara 300-400 meter. Dari besaran itu, KNKT menduga pesawat tidak meledak di udara.

Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum menghantam air," ujar Soerjanto melalui keterangan tertulis, Selasa (12/1).

Selain itu, KNKT juga menganalisa dari temuan Basarnas. Yakni turbin pesawat dan fan blade yang mengalami kerusakan.

"Kerusakan pada fan blade menunjukkan kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan pesawat masih berfungsi pada ketinggian 250 kaki," jelasnya.

Hal lain yang menguatkan analisa KNKT mengenai kondisi pesawat, berasal dari data Airnav Indonesia. Data yang dikumpulkan termasuk pembicaraan pilot dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas mengendalikan penerbangan saat pesawat mengalami kecelakaan.

Dari data itu diketahui pesawat mengudara hingga 10.900 kaki dan terus turun hingga 250 kaki. Data terekam hingga 250 kaki.

"Mengindikasikan pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kami menduga mesin masih hidup sebelum membentur air," tutupnya.

Untuk diketahui, pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya

Kapan Pesawat Terbang Masuk Bengkel? Ini Jawabannya

Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Ternyata, Ini Alasan Penumpang Pesawat Dilarang Tidur saat Lepas Landas dan Mendarat

Alasan penumpang pesawat dilarang tidur saat pesawat lepas landas dan mendarat yaitu barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bagaimana 367 Penumpang Japan Airlines yang Terbakar Bisa Diselamatkan dalam 90 Detik? Begini kata Ahli

Bagaimana 367 Penumpang Japan Airlines yang Terbakar Bisa Diselamatkan dalam 90 Detik? Begini kata Ahli

Pesawat ini membawa 367 penumpang dan 12 kru dan semuanya selamat tanpa luka parah.

Baca Selengkapnya
Tragedi Jatuhnya Pesawat Adam Air 574 pada 1 Januari 2007, Begini Sejarah dan Kronologinya

Tragedi Jatuhnya Pesawat Adam Air 574 pada 1 Januari 2007, Begini Sejarah dan Kronologinya

Pesawat Adam Air Penerbangan 574 mengalami kecelakaan tragis di Selat Makassar pada 1 Januari 2007.

Baca Selengkapnya
Bandaranya Ekstrem Pilotnya Bernyali, Penampakan Pesawat di Papua Jadi Taksi Warga

Bandaranya Ekstrem Pilotnya Bernyali, Penampakan Pesawat di Papua Jadi Taksi Warga

Begini penampakan bandara ekstrem di Papua dengan landasan tanah. Di tempat ini pesawat jadi taksi warga.

Baca Selengkapnya
Boeing Terbelit Banyak Kasus, Siap-Siap Harga Tiket Pesawat Bakal Lebih Mahal Lagi

Boeing Terbelit Banyak Kasus, Siap-Siap Harga Tiket Pesawat Bakal Lebih Mahal Lagi

Kenaikan harga tiket pesawat tidak lepas dari kejadian yang menimpa Boeing

Baca Selengkapnya
Naik Pesawat Ini, Setiap Penumpang akan Ditimbang Berat Badannya

Naik Pesawat Ini, Setiap Penumpang akan Ditimbang Berat Badannya

Maskapai ini meminta penumpangnya untuk menaiki timbangan beserta barang bawaan mereka untuk mencatat berat badan mereka di gerbang keberangkatan.

Baca Selengkapnya
Penampakan 15 Balon Terbang di Jalur Penerbangan Terpadat Kawasan Pekalongan

Penampakan 15 Balon Terbang di Jalur Penerbangan Terpadat Kawasan Pekalongan

Pihak AirNav menyebut bahaya balon udara raksasa liar dari penerbangan antara menutupi pandangan pilot.

Baca Selengkapnya