Pengamat Nilai Hoaks Jadi Alat Kuasai Narasi Publik Buat Mobilisasi Dukungan
Merdeka.com - Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno menyebut selama kunjungan ke sejumlah daerah kerap mendapat keluhan warga yang mulai netralitas Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal itu terkait kabar ada 7 kontainer berisi surat suara tercoblos di Pelabuhan Tanjung Priok, yang belakangan ternyata hoaks.
Pengamat politik dari Universitas Presiden Muhammad A S Hikam menilai berita bohong alias hoaks merupakan upaya untuk menguasai dan mengontrol narasi publik. Tujuannya untuk memobilisasi dukungan politik pada Pemilu dan Pilpres tahun ini.
Dia menambahkan, menguasai narasi publik tak kalah penting dibandingkan dengan kontrol dan penguasaan atas sumberdaya ekonomi serta kekuasaan politik.
"Itu menjelaskan mengapa produksi dan reproduksi narasi menjadi wahana perebutan dan pertarungan tersendiri dalam kontestasi Pileg dan Pilpres 2019. Begitu pentingnya sehingga penyebaran hoaks pun jadi strategi pilihan bagi produksi dan reproduksi narasi politik," katanya Hikam saat dihubungi, Selasa (8/1).
Hikam mengungkapkan, hoaks menjadi komoditas penting dalam ekonomi politik narasi dan akan terus menerus dipercanggih kualitasnya. Kemudian hoaks akan dinormalisasikan dalam wacana dan praktis politik.
"Ia dianggap tak punya kaitan dengan etik atau moral, hanya alat sebagaimana uang dan pengaruh," jelasnya.
Dia menduga, hoaks yang marak di Pilpres kali ini merupakan gerakan sistematis. Alasannya karena hoaks terus saja terjadi selama masa kampanye berlangsung.
"Harus diinvestigasi dengan cermat. Tetapi indikasinya memang mengarah ke sana (gerakan sistematis), sebab berkali-kali terjadi," ujarnya.
Untuk itu, Hikam menyarankan masyarakat untuk menolak atau mengklarifikasi segala hoaks yang ada. Sebab melegitimasi hoaks dalam narasi publik dengab dalih seperti penyeimbangan informasi atau pemberian alternatif fakta sama saja dengan reproduksi berita bohong.
Sebelumnya, Sekretaris Bapilu DPP PSI, Andi Saiful Haq mengecam pernyataan Sandiaga. Ia meragukan kredibilitas dan integritas KPU.
"Jikapun ada hasil KPU yang meragukan itu adalah karena meloloskan tukang bohong sebagai Capres dan Cawapres seperti Prabowo dan Sandi Uno. Itupun Karena dalam penetapan Capres dan Cawapres tidak ada tes kebohongan," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengajak masyarakat untuk melawan hoaks terkait Pemilu.
Baca SelengkapnyaWarga diminta tidak terpancing berita hoaks dan SARA terkait Pemilu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar patroli siber untuk mengatasi serangan berita-berita hoaks dan fitnah selama Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKoalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis
Baca SelengkapnyaDalam narasi disebutkan hakim mendiskualifikasi kemenangan pasangan Prabowo-Gibran
Baca Selengkapnya