Peneliti UNNES temukan pola aliran sungai bawah tanah di Blora
Merdeka.com - Tim peneliti dari Universitas Negeri Semarang, berhasil mengidentifikasi pola aliran sungai bawah tanah di Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dalam penelitiannya, mereka menemukan indikasi kontras anomali yang terukur melalui metode Very Low Frequency (VLF), yang diduga sebagai batuan berongga terisi air yang membentuk pola aliran sungai bawah tanah.
"Pengambilan data dilakukan pada setiap 5 meter sepanjang 200 meter pada lima lintasan menggunakan alat geofisika T-VLF BRGM dengan frekuensi 22000 Hz," ujar Ketua Peneliti Universitas Negeri Semarang, Munaji, dalam keterangan tertulisnya kepada merdeka.com, Selasa (25/8).
Dalam sela-sela pengambilan data dengan tim sebanyak 5 orang, lanjut Munaji, Metode Very Low Frequency (VLF) merupakan metode geofisika yang bertujuan mengukur daya hantar listrik batuan dengan cara mengetahui sifat-sifat gelombang elektromagnetik sekunder.
"Gelombang sekunder ini dihasilkan dari induksi gelombang elektromagnetik primer yang berfrekuensi sangat rendah dari 10 sampai 30 KHz. Rentang frekuensi tersebut dikelompokkan ke dalam kelompok Very Low Frequency (VLF)," ujarnya.
Setelah melakukan pengambilan data pada tanggal 23 Mei 2015 lalu, tim melakukan proses data dan interpretasi data. Menurutnya, dari hasil interpretasi didapatkan pola aliran bawah tanah antara kelima lintasan, yang telah dilakukan pengambilan data di kawasan karst Todanan Kabupaten Blora.
"Pola aliran bawah tanah diduga alirannya menuju ke arah Timur dari muara sungai bawah tanah (Goa Macan)," jelasnya.
Potensi penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, terutama Pemerintah kabupaten dan masyarakat sekitar pada umumnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi titik-titik eksplorasi air tanah, yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan dan pembangunan secara maksimal. Sehingga diharapkan dapat mengatasi kelangkaan air bersih.
"Selain itu, dengan ditemukannya indikasi adanya pola aliran sungai bawah tanah dapat dikembangkan pemerintah daerah menjadi wana wisata sungai bawah tanah" pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca SelengkapnyaBerolahraga di luar ruangan tetap bisa dilakukan dengan aman kendati polusi udara tinggi dengan sejumlah cara.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah catatan yang membuat penyemprotan air ke jalan tak sepenuhnya efektif mengurangi polusi udara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sungai atmosfer ini memiliki lebar berkisar antara 400 hingga 600 kilometer dan biasanya terbentuk di lautan tropis.
Baca SelengkapnyaKejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaWarga Bawean Digegerkan Kemunculan Sumber Mata Air Panas usai Gempa di Tuban, Begini Penampakannya
Baca SelengkapnyaMasyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaTerhitung sebanyak 105 tangki dengan total 600.000 liter sudah didistribusikan ke beberapa kecamatan/kota yang berada di Provinsi Banten.
Baca Selengkapnya