Pencopotan Komjen Budi Waseso menyisakan banyak cerita
Merdeka.com - Komjen Budi Waseso resmi dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri. Dia bertukar jabatan dengan Komjen Anang Iskandar sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional.
Hanya sembilan bulan, mantan Kapolda Gorontalo itu menjabat sebagai orang nomor 3 di Mabes Polri. Namun sepak terjangnya bagi sebagian kalangan telah membuat gaduh. Apalagi kalau bukan aksinya menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan kemudian menjadikan tersangka Ketua KPK Abraham Samad dalam kasus pemalsuan dokumen. Sejak itulah dia mendapat panggilan 'Buwas' yang merupakan singkat dari namanya.
Bareskrim di bawah kepemimpinannya seperti menjadi monster yang menakutkan apalagi kemudian dia juga menjadikan mantan Wamenkum HAM Denny Indrayana sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi payment gateway. Bareskrim juga mengusut kasus pencemaran nama baik hakim Sarpin Rizaldi yang mengakibatkan Ketua KY Suparman Marzuki dan Komisioner KY Taufiqurraham Syahuri menjadi tersangka.
Satu lagi, kasus yang memicu kontroversi adalah pencemaran nama baik yang dilaporkan pakar hukum pidana Romli Atmasasmita yang membuat dua aktivis ICW Emerson Yuntho dan Adnan Topan Husodo menjadi saksi. Budi Waseso seolah menjadi musuh bagi para aktivis antikorupsi.
Namun, bukan kasus-kasus itu yang membuat Budi Waseso akhirnya dicopot. Kasus terakhir yang diusut Bareskrim yakni pengadaan 10 crane di PT Pelindo II diduga menjadi penyebabnya. Dirut PT Pelindo Richard Joost Lino tidak terima kantornya digeledah penyidik Bareskrim yang dikawal polisi bersenjata lengkap.
Lino menelepon Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil terkait penggeledahan itu dan mengancam mundur dari Pelindo. Wapres Jusuf Kalla yang sedang berada di Seoul, Korea Selatan, sampai menelepon Budi Waseso dan meminta penjelasan kasus itu.
Namun Budi Waseso bergeming. Menurut dia, kasus pengadaan 10 crane hanya menjadi pintu masuk bagi kasus korupsi yang lebih besar dengan nilai mencapai 180 triliun. Dia menegaskan, apa yang dilakukan penyidik murni penegakan hukum.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaPesan Jokowi ke Menteri: Bansos Harus Diteruskan
Jokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaTernyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024
Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaSosok Ratna Ani Lestari, Bupati Perempuan Pertama Banyuwangi yang Memutuskan Berhenti dari Dunia Politik
Selama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah
Baca SelengkapnyaPenjahat Tak Berkutik Usai 'Didor', Tiba di Kantor Polisi Malah Disuapi Makan Anggota jadi Sorotan
Begini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.
Baca SelengkapnyaRespons Prabowo soal HAM, Sekjen PDIP: Bagaimana jadi Pemimpin jika Tidak Kedepankan Dialog?
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan pemimpin tidak boleh memiliki rekam jejak pelanggaran HAM.
Baca SelengkapnyaBuntut Pantun Sindir Jokowi, Butet Kartaredjasa Dilaporkan ke Polisi
Butet dinilai menghina Presiden Jokowi saat membacakan pantun di kampanye Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaSosok Awan, Bocah Tewas Dibanting Ayah Dikenal Dekat dengan PPSU dan Bercita-Cita jadi Petugas Damkar
Ibunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca Selengkapnya