Merdeka.com - Pemerintah Kota Solo kembali mendistribusikan logistik jaring pengaman sosial bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Seperti bulan sebelumnya, bantuan logistik sembako disalurkan untuk 40 ribu kepala keluarga di seluruh kelurahan. Untuk bulan Mei bantuan akan disalurkan dalam 2 tahap.

Baik tahap pertama maupun kedua paket yang akan disalurkan berupa beras 10 kg, sarden 1 kaleng, susu kental manis 1 kaleng, mie telur 1 buah, teh 1 buah, minyak goreng 500 ml.

Selain warga miskin bantuan tersebut diserahkan untuk warga rentan miskin yang belum menerima bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi. Baik bantuan pangan non tunai (BPNT), program keluarga harapan (PKH) maupun bantuan sosial tunai (BST).

Wali Kota Solo F.X Hadi Rudyatmo alias Rudy berharap para penerima bantuan sembako tidak iri dengan penerima BST. Demikian juga sebaliknya. Rudy mengatakan, Pemkot Solo akan menarik bantuan sembako dari warga yang sudah menerima BST.

"Yang kemarin dapat sembako, ora etuk bengok-bengok. Makanya kita kumpulkan di sini biar tahu. Yang sudah dapat BST, jatah sembakonya diberikan ke yang terdampak PHK, dirumahkan, tidak digaji, tukang parkir sing penghasilannya sedikit. Jadi yang sudah dapat BST, PKH tidak boleh terima sembako. Nek terima sembako berarti korupsi, karena dobel anggaran," ujar Rudy disela penyerahan simbolis bantuan, di Solo, Minggu (10/5).

Selain paket sembako, Rudy juga menyerahkan BST kepada perwakilan penerima. Dari jumlah 44.127 yang diajukan, disetujui 26.407 calon penerima. Besaran BST yang disalurkan setiap bulan sebanyak Rp 600 ribu. Bantuan tersebut akan diberikan selama 3 bulan, April, Mei dan Juni. Pendistribusian bantuan tunai tersebut akan dilakukan bekerjasama dengan PT Pos Indonesia.

"Ini bantuannya langsung Rp 600 ribu. Ning ojo nggo tuku rokok sama pulsa lho," pungkas Rudy.