Pemerintah Diminta Fokus Belajar Daring Ketimbang Kembali Sekolah di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih mencari formula tahun ajaran baru di tengah rencana menerapkan pola hidup baru atau new normal saat pandemi Covid-19. Kemendikbud masih melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 perihal pola ajaran tahun baru tersebut.
Di tengah menunggu formulasi yang tepat mengenai sistem pendidikan tahun ajaran baru itu Kemendikbud diminta mengkaji ulang jika nantinya skenario pola belajar dan mengajar kembali di sekolah. Skenario pembukaan sekolah masa new normal dinilai malah membahayakan siswa maupun guru.
"Ya manfaatnya apa? jika harus dibuka mereka (siswa) bukan yang harus transaksi, seperti pabrik, mereka juga bukan seperti pasar yang harus datang ke tempat. Jadi sebetulnya tidak ada kewajiban untuk harus datang, kalau kondisinya memang belum aman," kata Pengamat Pendidikan dari Center of Education Regulation and Development Analysis (Cerdas), Indra Charismiadji saat dihubungi merdeka.com, Kamis (28/5).
Pemerintah diminta mensosialisasikan metode pendidikan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi ketimbang menyusun rencana mengembalikan sistem sekolah secara langsung seperti masa sebelum pandemi Covid-19.
"Yang seharusnya dikebut pemerintah itu bagaimana bulan Juli ajaran baru tetap bisa belajar lewat daring gitu. Seperti penambahan infrastruktur, bekerjasama dengan berbagai pihak, dan mengevaluasi kesulitan yang dialami selama metode belajar dari rumah kemarin," katanya.
Menurutnya, saat ini sudah tidak ada alasan untuk memulai beradaptasi dengan teknologi, karena sudah hampir seluruh sektor memasuki era daring dan setiap orang telah memiliki smartphone
"Jadi sudah tidak ada alasan jika hambatannya soal gawai (handphone), apa jangan-jangan pendidikan kita diajarkan untuk masa lampau bukan masa datang. Jadi penting bagi pemerintah mengevaluasi dulu hasil tiga bulan kemarin saat belajar dari rumah," katanya.
Bahkan, kata Indra, sangatlah wajar jika dana-dana pendidikan seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun dana bantuan pendidikan lainnya untuk dibelikan gadget bagi para siswa dengan kriteria tertentu.
"Itu sangat wajar, mangkanya perlu kita evaluasi dulu selama 3 bulan kemarin, terus kita punya anggaran berapa. Semisal ada 100 anak ada 50 yang tidak punya gadget sama sekali, nah bisa ngga kepada pihak sekolah untuk memberikan gadget kepada anak-anak yang tidak memiliki gadget, berdasarkan hasil evaluasi yang ada," terangnya.
Muncul Petisi Tudan Sekolah pada Ajaran Baru
Hingga muncul petisi online di situs web Change.org yang isinya meminta Pemerintah, khususnya Menteri Pendidikan Nadiem Makarim untuk menunda tahun ajaran baru 2020/2021 bagi siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Sejak dibuat pada Jumat (22/5) kemarin.
Dari pantauan merdeka.com petisi tersebut telah ditandatangani lebih dari 34.000 orang menuju 35.000 orang hingga, Kamis (28/5). Handa Handoko, pembuat petisi menganggap Indonesia belum siap untuk kembali membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Dari petisi tersebut, Indra menilai bahwa petisi tersebut merupakan bentuk kekhawatiran dari para orang tua murid jika membiarkan anak-anaknya kembali bersekolah di saat pandemi Covid-19.
"Jadi sekarang ada petisi yang muncul menolak itu sekolah pada ajaran baru kan, maka seharusnya pemerintah. Apa kata saya tadi melakukan evaluasi dan menyampaikan hasilnya kepada masyarakat. Dari pada diem-diem gini kan," tegasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin Janjikan Pesantren Hingga Sekolah Bebas PBB
Pemerintah diminta menjadikan guru ngaji sebagai prioritas negara.
Baca SelengkapnyaLayaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca Selengkapnya"Perundungan dengan Dalih Apa pun Tak Boleh Dibiarkan!"
Dirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Kondisi Terkini Siswi SMP di Lampung yang Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Sejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaCak Imin: Kritik Guru Besar Jadi Peringatan untuk Pemerintahan Jokowi
Menurut Cak Imin, suara para guru besar dari pelbagai perguruan tinggi di tanah air menjadi peringatan bagi semua elemen bangsa.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Begini Situasi di Bromo Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, 'Muuaacet rek'
Begini Situasi di Bromo Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, 'Muuaacet rek
Baca SelengkapnyaTak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaMarak Tawuran Remaja saat Ramadan, Polisi Tegaskan Proses Hukum Pelaku hingga Provokator di Medsos
Pelaku tawuran dipastikan akan ditindak secara tegas, bahkan mereka yang diamankan akan diberi sanksi tambahan berupa pencabutan bantuan sosial biaya pendidikan
Baca SelengkapnyaPuluhan Siswa SDIT di Garut Keracunan Makanan
Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca Selengkapnya