Pemda DIY ingin minta kembali manuskrip yang dibawa Raffles
Merdeka.com - Thomas Raffles meninggalkan warisan yang berharga bagi kepustakaan sejarah Jawa melalui buku History of Java. Namun ia pergi meninggalkan tanah Jawa dengan sejumlah rampasan. Salah satunya adalah naskah atau manuskrip kuno yang berasal dari Yogyakarta.
Selama ratusan tahun naskah tersebut tersimpan dan menjadi harta pemerintah Inggris. Hal ini membuat Pemda Yogyakarta berniat memulangkan naskah tersebut ke rumah aslinya. Namun, pemerintah Inggris menolaknya.
Menurut Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Yogyakarta, Budi Wibowo, alasan pemerintah Inggris tidak mau mengembalikan karena mereka tidak ikut dalam penandatanganan perjanjian Jenewa.
"Alasannya karena Inggris tidak mengikuti dan menandatangani perjanjian Jenewa. Kami sudah ke sana dan mereka tidak mau mengembalikan naskah kuno dengan alasan tersebut," jelas Budi, Jumat (5/9).
Karena tidak mau mengembalikan, Budi pun bernegosiasi supaya bisa melakukan digitalisasi naskah-naskah tersebut. Budi tak mau kembali dengan tangan kosong. Sebab, naskah kuno tersebut merupakan penggalan sejarah yang penting bagi Yogyakarta.
"Terpaksa kami digitalisasi," pungkasnya.
Digitalisasi tersebut pun juga membutuhkan uang yang tidak sedikit. Pihak pemerintah Inggris mematok harga Rp 100 juta untuk 300 lembar naskah.
"Untuk 300 lembar naskah menghabiskan dana Rp 100 Juta. Salah satu Arsip Kuno yang digitalisasi adalah babad tanah Jawa asli," tambahnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'
Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.
Baca SelengkapnyaTinggal di Rumah Seharga Rp200 Miliar, Begini Penampakan Dapur Mewah Nia Ramadhani yang Bersih Banget
Kehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diberhentikan dengan Hormat dari TNI, Pria Asal Solo Ini Bangkit Lewat Usaha Es Coklat & Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
Faqih bercerita bahwa saat lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dia bergegas mendaftar menjadi anggota TNI. Usaha pertamanya, gagal.
Baca SelengkapnyaDagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaPerempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium
EH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Salah Hitung, Ini Biaya Perlu Diperhitungkan saat Mudik dengan Kendaraan Pribadi
Kendaraan pribadi cukup banyak memakan biaya baik sebelum maupun saat melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Baca SelengkapnyaIbu Rumah Tangga di Blitar Bikin Sabun dari Rempah-rempah, Terjual hingga Singapura Omzetnya Jutaan Rupiah per Bulan
Berawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaMengintip Persiapan Pencoblosan Pemilu di Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Penduduk di Perbatasan Skouw RI-PNG ada suku dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca Selengkapnya