Merdeka.com - Konsul Kehormatan Rusia di Bali Gede Dharma Wijaya merespons soal sorotan publik soal pelanggaran yang dilakukan warga negara (WN) Rusia di Bali. Dia berharap visa on arrival (VoA) untuk WN Rusia tidak dicabut.
Menurut Wijaya, bila ada pelanggaran, tidak bisa dipukul rata semua wisatawan Rusia melakukannya. "Iya di mana-mana ada orang baik, ada orang yang nakal seperti itu," imbuhnya.
Ia juga menyebutkan, pelanggaran yang banyak dilakukan oleh turis Rusia adalah overstay. Ada juga yang terlibat narkotika. Tapi yang disorot saat ini adalah banyak yang melanggar lalu lintas.
"Melanggar lalu lintas yang akhir-akhir ini banyak disorot, entah memakai nomor palsu, gagah-gagahan entah dia tidak pakai helm, tidak pakai baju, atau barangkali ada kelompok-kelompok Rusia yang sering bersitegang kecil-kecilan," jelasnya.
Kedutaan Rusia sudah berulang kali memberi imbauan agar para turis ini mematuhi aturan di Indonesia. Kebanyakan di antara mereka sangat patuh, karena sebelum datang ke Indonesia, khususnya ke Bali, mereka sudah diberikan pemahaman karakter budaya dan aturan di Indonesia.
"Tetapi barangkali ada yang nakal ada yang sedikit ugal-ugalan, iya di mana-mana itu ada," jelasnya.
Mengenai anggapan banyak turis Rusia ke Bali untuk menghindari wajib militer, menurutnya, hal itu perlu kajian. Alasannya, turis Rusia yang datang ke Pulau Bali ada yang membawa keluarga. Mereka juga bisa bolak-balik dari Rusia ke Bali dan tidak dilarang oleh negaranya.
"Bukan tidak benar, karena belum ada kajian atau data yang pasti yang saya ketahui bahwa mereka keluar dari Rusia menghindari wajib militer, itu kan baru dugaan sementara, sinyalemen karena Rusia dan Ukraina sedang berperang sudah hampir satu tahun lebih. Jadi pertimbangannya orang (Rusia) ke sini barangkali menghindari wajib militer, kan seperti itu. Tapi orang lansia juga banyak di sini sudah umur 40 dan 50 ngajak keluarga, ngajak cucu dan anak. Saya kira mereka tidak menghindari wajib militer," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa soal turis Rusia mengungsi ke Bali karena dampak perang hal itu adalah isu liar. "Data yang pasti belum ada, data mengenai masalah isu liar itu belum ada. Tetapi orang pulang pergi dari Rusia ke Bali dari Bali balik ke Rusia yang sudah habis visanya hampir sama jumlahnya. (Visa) VoA cuma 30 hari kalau dia memperpanjang visa kan kelihatan dari kantor imigrasi," ujarnya.
"Itu isu, (kalau turis Rusia) itu takut (di negaranya) kan numplek di Bali, kan penuh jadinya (Bali) dengan orang Rusia. Kadang-kadang isu liar ini bergulir begitu dahsyat, begitu cepat, karena ada satu atau dua oknum yang sering melanggar," ungkapnya.
Turis Rusia yang datang ke Bali di tahun 2022 mencapai 20 ribu orang per bulan. Sekitar 1.500 orang menetap di Pulau Bali dan ada yang bekerja secara resmi di Bali.
"Ada yang nikah dengan orang Indonesia, ada yang bekerja punya izin resmi, ada yang bekerja di hotel sebagai manajer resmi itu punya izin," jelasnya.
Kalau memang ada turis Rusia yang bekerja ilegal dan overstay di Bali itu menurutnya itu perlu ditindak dan perlu adanya penegakan hukum yang tegas. "Jadi yang penting aturan ditegakkan dan setiap pelanggaran diproses sesuai dengan hukum, bila perlu pelanggaran yang dianggap kira-kira berat dideportasi saja. Jangan sampai, karena yang kecil itu mungkin hanya segelintir orang ataupun kelompok kecil membuat sesuatu permasalahan di sini sehingga semua (dipukul rata) jadinya," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa selama diketahuinya beberapa WN Rusia yang bekerja di Bali ada yang menjadi fotografer, teknisi, desainer, ada yang ahli IT. Namun, bila dinilai WN Rusia banyak bekerja secara ilegal di Bali itu yang perlu dibuktikan.
Ia juga menyebutkan, bahwa selama ini warga Rusia yang dideportasi kebanyakan karena overstay atau baru bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) karena kasus narkotika. Ada juga dideportasi karena mengalami gangguan jiwa atau gila dan selama ini sekitar 7 orang yang menurutnya sudah dideportasi.
Advertisement
Wijaya mengatakan, turis Rusia ke Bali terus bertambah. Menurutnya, warga Rusia suka ke Bali karena cuaca dan alamnya indah. Mereka juga menganggap Pulau Dewata masih nyaman bagi mereka berwisata.
"Karena destinasi Bali sangat menarik bagi orang Rusia. Mereka itu, barangkali melihat cuaca (matahari) yang terus menerus di sini, dan mereka (di negaranya) tiga dan hampir empat bulan saja melihat matahari dalam setahun," kata Wijaya, Selasa (22/3).
Wijaya saat ini mengkhawatirkan usul Gubernur Bali, Wayan Koster untuk mencabut VoA Ukraina dan Rusia. Dia berharap pelanggaran yang dilakukan segelintir orang, yang menjadi alasan kebijakan itu, tidak dibebankan kepada seluruh turis Rusia.
"Kalau saya komunikasi dengan dubes di Jakarta, itu tolong dievaluasi dulu kebijakan itu, kan begitu. Jangan (dipukul rata), karena sekelompok kecil orang yang melakukan pelanggaran semua yang beritikad baik yang beritikad memang betul-betul berwisata ke Bali terkena juga dampaknya," kata Wijaya.
Ia khawatir jika VoA dicabut, warga Rusia akan memilih destinasi wisata lain, bukan ke Indonesia dan ke Bali lagi. Menurutnya, ada efek dominonya kepada pariwisata di Bali.
Ia meminta pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali agar mengkaji dan mengevaluasi soal kebijakan tersebut. "Iya, dikaji, dievaluasi, kita masih membutuhkan pemulihan pariwisata secara maksimal," ujarnya.
[yan]Turis Asing Berbisnis di Bali Buat Resah, Kemlu Diminta Ikut Turun Tangan
Sekitar 32 Menit yang laluTak Kapok Selingkuh, Seorang Wanita Dibunuh Pacar
Sekitar 32 Menit yang laluABG 16 Tahun Diperkosa 10 Orang Berkali-kali: Pelaku Kades, Guru dan Diduga Polisi
Sekitar 37 Menit yang laluBesok, KY Periksa Hakim PN Jakpus yang Putuskan Tunda Tahapan Pemilu
Sekitar 37 Menit yang laluWaspada Modus Transaksi COD, Penjual HP Dibacok Komplotan Begal Menyamar Pembeli
Sekitar 44 Menit yang laluAskara Award, Semangat Kebaikan dalam Haul Eril
Sekitar 45 Menit yang laluNasDem: Jika Sistem Pemilu jadi Proporsional Tertutup, Hak Rakyat Terenggut
Sekitar 1 Jam yang laluAnas Urbaningrum Ingatkan Pemilu 2009: Pak SBY Tidak Elok Bikin Kegaduhan
Sekitar 1 Jam yang laluPDIP dan PPP Bertemu Siang Ini, Bahas Tim Pemenangan Ganjar
Sekitar 1 Jam yang laluGanjar Kenang Bantu Kampanye Gibran Saat Pilkada Solo: Gotong Royong Kita Tunjukan
Sekitar 1 Jam yang laluMario Dandy Pasang Kabel Ties: Awalnya Dibilang Editan Ujungnya Kapolda Minta Maaf
Sekitar 1 Jam yang laluMenhan Prabowo Resmikan 11 Titik Mata Air di Sumbawa: Tanpa Air Tidak Ada Peradaban
Sekitar 1 Jam yang laluMA Jawab SBY soal PK Moeldoko: Majelis Hakim Belum Ada, Bagaimana Putusan Ditebak?
Sekitar 2 Jam yang laluJenderal Bintang 1 & 2 Polri Makan Lesehan Bareng Siswa SPN, Menunya Bikin Nagih
Sekitar 13 Menit yang laluPerwira Polwan Sidak Anggota, Ada Polisi Kumisan & Jenggotan Langsung Dikorek Api
Sekitar 32 Menit yang laluPotret Jenderal Lulusan Terbaik Nostalgia Bareng Teman Lama, Kumpulnya di Saung 91
Sekitar 52 Menit yang laluViral Ibu Protes Saat Dampingi Anaknya Praktik Buat SIM
Sekitar 6 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 4 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 5 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 14 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluKalah dari Persebaya, Bali United Tak Agendakan Uji Coba Lagi Sebelum Melawan PSM
Sekitar 13 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami