Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pelajar kurang mampu di Purwakarta boleh sekolah tanpa seragam

Pelajar kurang mampu di Purwakarta boleh sekolah tanpa seragam Peringatan hari Kesaktian Pancasila. ©2013 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengeluarkan kebijakan terkait seragam sekolah dalam rangka menghadapi Tahun Ajaran 2017/2018 ini. Menurut Dedi, tidak ada paksaan bagi pelajar SD dan SMP di Purwakarta untuk mengenakan seragam sekolah jika kondisi ekonomi pelajar tersebut dinilai kurang mampu.

Hal ini dia sampaikan di sela kegiatan Sapa Pelajar di Hari Pertama Masuk Sekolah yang dilaksanakan di Bale Paseban Pendopo Purwakarta, Jalan Gandanegara No. 25, Senin (17/7). Ratusan pelajar dan puluhan guru tampak mengikuti kegiatan yang diawali dengan tadarrus Alquran bagi pelajar muslim tersebut.

"Cukup banyak keluhan dari orang tua yang tidak mampu membeli seragam, sepatu dan peralatan sekolah yang lain. Saya sampaikan, tidak ada paksaan untuk mengenakan seragam. Boleh nanti pelajar yang ekonomi keluarganya dinilai mampu itu membantu pelajar yang keadaan ekonominya kurang mampu," jelas Dedi.

Untuk menerapkan kebijakan ini, pria yang kini selalu mengenakan kemeja putih dan peci hitam tersebut meminta kepada pihak sekolah agar melakukan identifikasi terhadap keadaan ekonomi pelajar di masing-masing sekolah. Gerakan empati kepada pelajar kurang mampu dia serukan untuk segera dilakukan.

"Hari ini pihak sekolah harus melakukan identifikasi, berapa pelajar yang keadaan ekonominya mapan, dan berapa pelajar yang keadaan ekonominya rawan. Kita gotong-royong saja untuk membantu yang kurang mampu," katanya menambahkan.

Agar program ini tidak salah sasaran, Dedi juga meminta agar orang tua pelajar yang kurang mampu membuat pernyataan bahwa memang benar keadaan ekonomi keluarganya membutuhkan bantuan sehingga tidak mampu membeli seragam maupun peralatan sekolah.

"Di kita ini sering ada kebiasaan jelek, ngakunya keluarga kurang mampu tetapi gelang emasnya banyak sekali. Ini kan aneh, makanya saya minta pernyataan tertulis di atas meterai bahwa memang benar keluarganya perlu dibantu," tandasnya.

Kepada seluruh pelajar yang hadir, Dedi menyerukan bahwa esensi pendidikan adalah membangun peradaban dan empati merupakan salah satu ruh peradaban yang harus terbangun. Melalui sikap empati ini diharapkan tidak ada lagi pelajar yang minder saat menjalani kegiatan belajar di sekolah.

"Pelajar yang berasal dari keluarga mampu jangan suka pamer, pelajar yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak perlu minder, ada empati. Itulah pendidikan, saling tolong, saling bantu," pungkasnya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini

Baca Selengkapnya
Kemendikbudristek Tegaskan Pramuka Tidak Dihapus dari Kurikulum Merdeka

Kemendikbudristek Tegaskan Pramuka Tidak Dihapus dari Kurikulum Merdeka

Dia menjelaskan, setiap sekolah telah memandatkan agar memiliki gugus depan pramuka.

Baca Selengkapnya
Pemudik Disarankan Pulang Lebih Awal, Jumat atau Sabtu Pekan Ini

Pemudik Disarankan Pulang Lebih Awal, Jumat atau Sabtu Pekan Ini

Karena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami

Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami

Samukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.

Baca Selengkapnya
Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Ditegur Pengurus karena Merokok Saat Puasa, Santri Bakar Pesantren di Sumedang

Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.

Baca Selengkapnya
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Bagikan Sertipikat di Kabupaten Serang, Menteri ATR: Bukti Mewujudkan Keadilan Sosial

Bagikan Sertipikat di Kabupaten Serang, Menteri ATR: Bukti Mewujudkan Keadilan Sosial

10 Sertipikat dibagikan secara door to door oleh Hadi Tjahjanto dan 30 sertipikat lainnya dibagikan secara ngariung.

Baca Selengkapnya
Kaji Rencana Sekolah Gratis, Pemprov DKI Bakal Hapus KJP?

Kaji Rencana Sekolah Gratis, Pemprov DKI Bakal Hapus KJP?

Plt Kadisdik DKI Purwosusilo mengaku bakal akan konsekuensi jika rencana sekolah gratis diterapkan

Baca Selengkapnya
Modus Pura-Pura Disuruh Menjemput dari Sekolah, Pria Berjaket Ojol Diduga Cabuli Siswa SD

Modus Pura-Pura Disuruh Menjemput dari Sekolah, Pria Berjaket Ojol Diduga Cabuli Siswa SD

Seorang bocah perempuan yang masih duduk di bangku SD diduga dicabuli pemuda di sebuah rumah kosong di Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang.

Baca Selengkapnya