Pedagang asongan di Solo bersitegang dengan polisi, 1 ditangkap

Merdeka.com - Ratusan pedagang asongan bersitegang dengan aparat kepolisian, di Stasiun Solo Jebres, siang tadi. Pengasong yang berasal dari stasiun Klaten, Solo, Sragen, serta Ngawi, Jawa Timur tersebut melakukan demonstrasi, setelah PT KAI (Kereta Api Indonesia) melarang mereka berjualan di dalam kereta.

Para pedagang sempat bersitegang degan polisi yang melakukan penjagaan di Stasiun Solo Jebres. Ketegangan dipicu setelah salah satu pengasong bernama Painah (50), warga Klaten, diamankan polisi setelah nekat masuk ke gerbong kereta api (KA) untuk berjualan.

Namun, ketegangan mereda setelah polisi dan petugas stasiun melepaskannya. "Saya dibawa ke kantor dan dimintain KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setelah saya tunjukkan, mereka melepaskan kembali," ujar Painah kepada wartawan, Selasa (26/11).

Ratusan pengasong tersebut merupakan gabungan pengasong yang biasa berjualan di stasiun Solo, Klaten, Gundi, Walikukun, dan Sragen. Para pengasong tersebut, sedianya akan masuk ke dalam KA Lodaya jurusan Solo-Bandung dari stasiun Solo Jebres. Namun karena banyaknya petugas keamanan dari TNI/Polri dan Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) membuat pengasong urung masuk ke dalam gerbong.

Akan tetapi ketika KA kelas ekonomi Krakatau tiba sekitar pukul 10.15 WIB, sejumlah pedagang nekat mendekat dan masuk kereta.

"Kita itu sebenarnya tidak meminta lebih kepada pihak PT KAI, yang kita butuhkan adalah dibolehkan untuk berjualan di KA kelas ekonomi, karena penghasilan kita semua dari sini. Kalau tidak diperbolehkan kita mau makan apa?," keluh Painah dengan nada tinggi.

Terpisah, Kabag Ops Polresta Solo, Kompol Arief Jaka S mengatakan akan terus melakukan penjagaan stasiun. Menurutnya, penjagaan ini dilakukan karena pihaknya telah bekerjasama dengan pihak PT KAI terkait penerapan UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian tentang larangan pedagang asongan berjualan di kereta.