PBNU nilai deradikalisasi teroris ala pemerintah gagal
Merdeka.com - Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) mengaku kecewa terhadap pemerintah. Sebab, program deradikalisasi hingga kini tidak mencapai keberhasilan.
"Kita terus terang, banyak orang kecewa dengan deradikalisasi yang dijalankan pemerintah, terutama outputnya," kata Rois Syuriah PBNU Masdar Farid Masudi di sela menghadiri peringatan tujuh tahun tragedi bom Bali di Jimbaran, Bali, Senin (1/10).
Menurut dia, ibarat air, program deradikalisasi baru terisi 2 liter, tapi gerakan radikal yang muncul mencapai 4 liter. "Jadi masih jauh dari yang diharapkan. Tapi tidak mengapa, daripada pemerintah tidak melakukannya sama sekali," imbuh Masdar.
Masdar mengaku tidak tahu apakah kegagalan deradikalisasi itu disebabkan ketidakseriusan pemerintah atau faktor lain. Padahal sudah nyata-nyata teroris telah mengorbankan nama baik bangsa.
NU sendiri, kata Masdar, hanya bisa membantu upaya deradikalisasi sesuai kewenangan yang dimiliki. "Kita tidak bisa action fisik. Kita sebatas memberi penyadaran, ubah mindset, khutbah tentang perdamaian," ujarnya.
Karena itu, Masdar meminta pemerintah serius menangani deradikalisasi, di antaranya dengan mengisolasi tokoh teroris, radikalisme ataupun kebencian. "Ibarat virus, mereka sangat berbahaya. Jadi harus benar-benar serius," tegasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.
Baca SelengkapnyaCara Jenderal TNI Bintang 4 Antisipasi Serangan KKB Papua Saat Hari Pencoblosan Pemilu
Jelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca SelengkapnyaKumpulkan Kader Demokrat, AHY: 30 Hari Terkahir Kami Akan Gaspol Abis-Abisan
AHY berjanji, jika partainya akan mengawal sejumlah kebijakan dan program-program yang memang pro terhadap rakyat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaPerangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaDiumumkan Jokowi: Gaji PNS, TNI dan Polri Naik 8 Persen di 2024
Kenaikan gaji para PNS sebesar 8 persen tersebut juga bagian dari pelaksanaan reformasi birokrasi.
Baca SelengkapnyaPBNU Tetapkan 1 Ramadan 1445 H Jatuh Pada 12 Maret 2024
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca SelengkapnyaBeras Bulog Ditempel Stiker Prabowo-Gibran, Wapres Minta Bawaslu Selidiki Dugaan Politisasi
Beras dalam kemasan kantong plastik ukuran 5 kilogram itu merupakan cadangan beras pemerintah untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan.
Baca SelengkapnyaPBNU: Pemilu untuk Memilih Pemimpin, Bukan untuk Memecah Belah
Jangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca Selengkapnya