Pasca-bentrok, ratusan mahasiswa asal Sumba di Malang dipulangkan
Merdeka.com - Pasca-bentrokan yang terjadi di Kampus Universitas Wisnuwardhana Kota Malang, Jawa Timur, ratusan mahasiswa asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) dipulangkan. Kepulangan tersebut bersifat sementara sampai suasana kembali tenang pasca bentrok dengan mahasiswa asal Maluku.
Sekitar pukul 16.00 WIB, para mahasiswa mempersiapkan diri dengan empat bus di sekitar Balai Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Mereka akan diantarkan sampai Pulau Bali dengan pengawalan dari polisi.
"Karena faktor keamanan diminta sementara untuk pulang. Khawatir terjadi apa-apa, ini sebagai antisipasi saja. Kerena lingkungan di sini juga ikut terganggu," kata Rangga Endu (23) mahasiswa asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur di Balai Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Rabu (23/3).
Rangga berencana pulang antara dua minggu sampai satu bulan sambil mengikuti perkembangan. Seluruh biaya perjalanan kepulangan, katanya ditanggung sampai Bali.
Kata Rangga, teman-temannya sekitar 300 mahasiswa berangsur-angsur pulang meninggalkan Malang. Sementara bersama dirinya sekitar 150 orang dengan menaiki empat bus yang masing-masing berkapasitas 34 orang.
Terkait kuliahnya, Rangga mengaku telah berkomunikasi dengan pihak kampus. Karena bersifat sementara, tidak akan mengganggu perkuliahan.
"Kuliah masih jalan. Tujuan utama kan kuliah, proses kuliahnya terganggu juga. Tapi karena demi kebaikan ya tidak apa-apa. Ini bagi teman-teman kami menjadi pelajaran, seharusnya tidak perlu terjadi adu fisik," katanya.
Tawuran antar kelompok mahasiswa mengakibatkan tewasnya Nasehon Leplepem alias Moger (22), mahasiwa asal Ambon yang kuliah di STMIK Asia. Moger tewas setelah terlibat bentrok di lingkungan sekitar kampus Universitas Wisnuwardhana Malang, Sabtu (19/3).
Tawuran terjadi bermula saat acara pelantikan kepengurusan komunitas kedaerahan di Aula Universitas Wisnuwardhana Kota Malang. Korban adalah salah satu undangan di antara ratusan peserta yang hadir. Ribut-ribut terjadi bermula dari kehadiran empat mahasiswa asal Sumbawa, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ingin bergabung.
Namun oleh panitia, mereka dilarang masuk karena datang hanya mengenakan celana pendek, kaos dan sandal jepit. Rupanya keempat mahasiswa tersebut tidak terima saat diusir, sehingga kembali datang dengan sejumlah teman. Ketegangan sempat berlangsung, karena itu sempat dipertemukan dengan pengurus komunitas kedaerahan tersebut.
Tidak disangka, mereka yang diusir datang bersama teman-temanya berjumlah belasan orang dengan membawa senjata. Korban yang tercatat sebagai mahasiswa Teknik Informatika itu ditemukan tidak bernyawa di jalan antara Kantor PDAM dan Kapus Universitas Wisnuwardhana.
Sementara itu, Camat Pakis, Kabupaten Malang, M Cholik mengungkapkan, pihaknya memberikan fasilitas para mahasiswa yang memang memilih pulang untuk sementara. Permintaan pulang berasal dari para mahasiswa, sementara pihaknya hanya menfasilitasi.
"Mereka minta pulang, nggak tahu alasannya apa. Sekitar 150 mahasiswa yang kost di Desa Sekarpuro ini pulang. Selama ini, mereka baik-baik saja, tidak pernah ada laporan masyarakat," katanya.
Sementara berdasarkan sumber Merdeka.com, jumlah mahasiswa yang pulang sebanyak 214 berasal dari 5 perguruan tinggi di Kota Malang. Mereka tersebar dari beberapa Kabupaten di kepulauan Sumba.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sederhana Tapi Menyentuh, Mahasiswi Ini Ajak Bapak Penjaga Kos Jalan-jalan ke Mal Sebelum Pulang Kampung
4 tahun merantau, mahasiswi ini mengajak bapak penjaga kos jalan-jalan ke mal sebelum ia mudik.
Baca Selengkapnya11 Kali Beraksi, Pembobol Spesialis Sekolah Dasar Diciduk
Modusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa jadi Tersangka Pelaku Begal Payudara di Malang
Tersangka mengaku terinspirasi oleh video yang tidak senonoh yang memicu niatnya untuk melakukan perbuatannya tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaPulang Kampung, Prabowo: Kapan Lagi Ada Putra Minahasa Masuk Istana
Prabowo Subianto mengajak masyarakat Minahasa untuk membantu memenangkan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPemudik Balik ke Jakarta, Surabaya dan Bandung Masih Padati Enam Stasiun Daop 4, Tertinggi Stasiun Tawang
Jumlah penumpang di Stasiun Tawang rata-rata 8.139 penumpang per hari.
Baca SelengkapnyaSepak Terjang Pasutri Muda di Palembang Simpan 111,642 Kg Sabu dan Ratusan Ribu Butir Ekstasi
Kasus ini terungkap setelah kepolisian mendapatkan laporan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaBukannya Sekolah, Siswa Siswi SMP Digerebek di Kamar Kost 'Sudah Ketangkap Masih Sayang-sayangan'
Bikin miris, sejumlah pasangan yang masih duduk di bangku sekolah digerebek warga dalam kamar kos.
Baca SelengkapnyaBentrokan Warga di Maluku Tenggara Timbulkan Korban Jiwa, Pelajar Tewas Tertembak Senapan
Bentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca Selengkapnya