Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PAN Sebut Survei Parpol Selalu Beda dengan KPU, Ini Hitung-Hitungan Lembaga Survei

PAN Sebut Survei Parpol Selalu Beda dengan KPU, Ini Hitung-Hitungan Lembaga Survei Stockshoot petinggi parpol. ©2018 Merdeka.com/Iqbal S Nugroho

Merdeka.com - PAN tak pusing dengan prediksi sejumlah lembaga survei yang menyebut tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Bahkan PAN menilai, prediksi survei selalu salah. Faktanya, PAN menjadi langganan partai tengah lolos ke DPR RI.

Menanggapi kritik PAN tersebut, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menjelaskan, mengenai survei terhadap partai politik yang hasilnya berbeda dengan hasil pemilu. Menurutnya, saat survei dilakukan kondisi partai politik tidak sedang dalam kerja politik pemenangan atau parpol belum bekerja maksimal.

"Saat survei dilakukan kondisi partai tidak sedang kerja politik pemenangan. Mesin partai statis. Itu artinya, kalau ada partai yang diprediksi tak lolos ke Senayan, itu karena partai belum bekerja maksimal. Kondisi alamiahnya begitu," kata Adi lewat keterangannya, Kamis (30/12).

"Beda ceritanya saat musim pemilu, semua sumber daya politik dan ekonomi digerakkan. Mulai dari pengurus, caleg, simpatisan, relawan, termasuk gelontoran dana dimaksimalkan untuk menang dan lolos Senayan," sambungnya.

Adi menjelaskan, survei adalah potret mutakhir soal opini publik masyarakat. Pertanyaan survei biasanya bersifat kekinian bukan 3 tahun mendatang atau misalnya survei parpol untuk Pemilu 2024.

"Misalnya, jika pemilu diadakan hari ini, partai apa yang akan anda pilih? Artinya, survei hanya mencuplik apa yang ada di pikiran masyarakat saat ini. Jika ada perbedaan hasil survei saat ini dengan hasil pemilu mendatang mudah saja dijelaskan," tuturnya.

Penyebabnya

Adi melanjutkan, rata-rata partai banyak 'bermain' di ujung jelang pemilihan. Bukan saat jauh-jauh hari. Maka wajar bila saat survei dilakukan partai tertentu saranya rendah karena mesinnya belum bekerja.

"Jadi, kalau PAN hanya dapat 1,8 persen di survei tak perlu risau. Karena angka ini tabungan berharga PAN. Tiggal butuh tambahan 2,2 persen untuk lolos ke Senayan. Bagi PAN sangat mudah melakukan itu semua karena mesin partainya kokoh," ucapnya.

Adi menambahkan, dalam setiap survei pasti ada margin of error atau semacam tingkat kesalahan yang bisa ditoleransi secara ilmiah. Dia bilang, rentang margin of error beragam tergantung jumlah sampel. Rata-rata di kisaran angka 2,5 hingga 3,5 persen.

"Jika PAN dapat 1,8 persen di survei, dalam kacamata margin of error, mungkin saja suara asli PAN 4,3 atau 5 persen. Itu bacaan optimisnya. Begitupuan sebaliknya, kalau dibaca pesimis suara PAN yang 1,8 itu sama halnya dengan nol persen. Tapi kan enggak mungkin PAN nol persen, jadi bacanya optimis soal PAN di survei ini," jelasnya.

PAN Ragukan Survei

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan, tidak kaget terkait hasil survei Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) yang menyebutkan elektabilitas PAN sebesar 1,8 persen. PAN diprediksi tidak lolos ambang batas parlemen.

Menurut dia, sejak 2004 hingga 2021, elektabilitas PAN saat dilakukan survei persentasenya sekitar 1-2 persen.

"Meskipun PAN masif membuat program dan kegiatan masyarakat, tetapi ketika di survei hasilnya selalu konstan yaitu menjadi 'Partai Nasakom' atau partai yang nasibnya satu koma saja," kata Viva Yoga, dikutip dari Antara, Rabu (29/12).



Dia mengatakan, apabila berdasarkan survei yang dilakukan lembaga survei tersebut, maka PAN sejak Pemilu 2004 seharusnya tidak lolos ambang batas parlemen. 

Namun, menurut dia lagi, pada kenyataannya hasil perolehan suara PAN di setiap pelaksanaan pemilu ternyata berbeda 500 persen dengan hasil survei.

"PAN memperoleh suara 6,44 persen di Pemilu 2004, di Pemilu 2009 sebesar 6,01 persen, Pemilu 2014 sebesar 7,59 persen, dan Pemilu 2019 sebesar 6,84 persen," ujarnya.

Karena itu, dia menilai ada perbedaan sebesar 500 persen antara prediksi melalui hasil survei yang dilakukan lembaga survei dengan hasil resmi pemilu yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hasil Suvei Aneh

Viva Yoga menilai, hal itu sangat aneh, karena hasil survei berbeda 500 persen dengan hasil perolehan suara resmi yang ditetapkan KPU.

"Aneh kan? Masa hasilnya berbeda 500 persen ketika PAN di survei. Apakah lembaga survei itu tidak kredibel? Tidak berlandaskan pada kaidah ilmiah? Atau karena faktor lain?" katanya pula.

Dia mengatakan, partainya pernah menanyakan kepada ‘surveyor’ terkait mengapa hasil survei selalu berbeda dengan hasil pemilu.

Menurut dia, para ‘surveyor’ tersebut menjawab karena yang berperan penting adalah pergerakan para calon anggota legislatif PAN.

Sehingga hasil pemilu berbeda dengan hasil survei.

"Lalu yang menjadi pertanyaan, para caleg dari partai politik lain saat kampanye pemilu apakah tidur? Kan sama-sama bergerak berkompetisi mencari suara di daerah pemilihan masing-masing," ujarnya pula.

Viva menjelaskan, beberapa kali ‘hasil survei aneh untuk PAN’ sudah ditanyakan kepada ‘surveyor’, tetapi mereka tidak dapat memberi penjelasan secara saintifik dan ilmiah.

 Karena itu, menurut dia, apa pun hasil survei yang dilakukan lembaga survei tersebut tetap akan menjadi cermin evaluasi diri, sebagai input data bagi PAN untuk memperkaya informasi dalam membuat perencanaan strategis pemenangan Pemilu 2024.

Hasil Survei PAN

Sebelumnya, salah satu temuan survei SMRC menyebutkan, dukungan pemilih pada Partai NasDem, PPP, dan PAN belum meyakinkan karena belum mendapat dukungan publik di atas ambang batas parlemen 4 persen.

Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas menjelaskan, hasil surveinya menunjukkan Partai NasDem mendapat dukungan publik sebesar 3,4 persen, PPP 2,7 persen, dan PAN 1,8 persen.

"Ketiga partai ini tidak mengalami perubahan berarti dalam dua tahun terakhir. Pada survei Maret 2020, NasDem didukung 3 persen, PPP dan PAN mendapatkan suara sekitar 2,4 dan 2,3 persen suara," katanya lagi.

Survei SMRC tersebut dilakukan pada 8-16 Desember 2021 melalui tatap muka dengan jumlah sampel awal 2420 yang dipilih secara acak dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 2.062 atau 85 persen, margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).





(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Usai KPU Umumkan Pemenang Pilpres dan Pileg, Surya Paloh Bakal Temui Parpol di Luar Koalisi Perubahan

Usai KPU Umumkan Pemenang Pilpres dan Pileg, Surya Paloh Bakal Temui Parpol di Luar Koalisi Perubahan

Surya Paloh menilai pentingnya menjaga komunikasi dengan partai politik lain setelah pemilu.

Baca Selengkapnya
Bicara Aturan Pemilu, PDIP Singgung Keanggotan Parpol Jokowi jika Ingin Turun Gunung Kampanye Pilpres

Bicara Aturan Pemilu, PDIP Singgung Keanggotan Parpol Jokowi jika Ingin Turun Gunung Kampanye Pilpres

Keanggotaan partai politik Jokowi dipertanyakan setelah menyebut presiden boleh kampanye dan berpihak pada pasangan calon tertentu di pemilu.

Baca Selengkapnya
PSI Terancam Tidak Lolos DPR, Ini Reaksi Kaesang

PSI Terancam Tidak Lolos DPR, Ini Reaksi Kaesang

Kaesang menolak banyak bicara perihal partainya tidak lolos ambang batas parlemen atau gagal masuk ke DPR RI

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
KPU Tetapkan PDIP Peroleh Suara Terbanyak Pemilu 2024

KPU Tetapkan PDIP Peroleh Suara Terbanyak Pemilu 2024

Suara PDIP pada pemilu ini turun dibanding raihan 2019 yaitu 27.053.961 atau 19,33 persen dari total 139.971.260 suara sah.

Baca Selengkapnya
Peta Partai yang Mendukung dan Menolak Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR

Peta Partai yang Mendukung dan Menolak Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR

Wacana hak angket untuk mengusut kecurangan Pemilu 2024 masih bergulir.

Baca Selengkapnya
Survei LSI: Ternyata Prabowo Didukung 34,8% Suara PDIP, 53,5% Suara NasDem, 47% Suara PKB

Survei LSI: Ternyata Prabowo Didukung 34,8% Suara PDIP, 53,5% Suara NasDem, 47% Suara PKB

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan, suara para pemilih sesuai basis partai politik nyatanya terpecah.

Baca Selengkapnya
Sidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu

Sidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu

Sebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangani 21 Kasus Pidana Pemilu Se-Indonesia, 6 di Antaranya Politik Uang

Polisi Tangani 21 Kasus Pidana Pemilu Se-Indonesia, 6 di Antaranya Politik Uang

Sebanyak 21 dugaan tindak pidana Pemilu di seluruh Indonesia dilimpahkan ke Polri. Kasus itu merupakan bagian dari 114 laporan yang diterima Bawaslu.

Baca Selengkapnya
Pemilih Didominasi Kaum Milenial, Survei Terbaru Sebut Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Pemilih Didominasi Kaum Milenial, Survei Terbaru Sebut Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen.

Baca Selengkapnya