Merdeka.com - Ketua DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sumsel, Arkoni ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sumatera Selatan karena diduga membuat pemalsuan surat pengunduran diri seorang calon legislatif (caleg). Kasus ini sudah dilaporkan sejak tiga tahun silam.

Kasubdit I Ditreskrimum Polda Sumsel, AKBP Sutriyo mengungkapkan, status tersangka terhadap Arkoni, yang juga merupakan sebagai anggota DPRD Sumsel itu, dilakukan berdasarkan hasil gelar perkara yang telah dilakukan beberapa hari lalu.

Kasus ini sebelumnya sudah tercatat dalam laporan polisi dengan nomor LP: B/56/I/2012/SPKT, pada 26 Januari 2012 lalu tentang kasus dugaan pemalsuan surat pengunduran diri dari caleg Hanura atas nama Hermanto.

"Awal Juli kemarin, Arkoni kita tetapkan sebagai tersangka," ungkap Sutriyo, Senin (6/7).

Menurut dia, pihaknya sudah menjadwalkan pemeriksaan Arkoni sebagai tersangka. Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan apakah Arkoni memenuhi panggilan polisi atau tidak.

"Hari ini tersangka Arkoni kita jadwalkan pemeriksaan," ujarnya.

Lebih jauh Sutriyo menjelaskan, kasus ini bermula dari laporan Hermanto di tahun 2012 silam tentang dugaan pemalsuan pengunduran diri beratasnamakan dan bertanda tangan dirinya. Akibat laporan tersebut, dirinya tidak dilantik menjadi anggota DPRD Banyuasin dalam pergantian antar waktu (PAW) Partai Hanura Banyuasin.

"Dari penyelidikan yang dilakukan penyidik hingga akhirnya ditemukan unsur pidana," pungkasnya.