Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar UGM Sebut Remdesivir Diberikan untuk Pasien Covid-19 Kondisi Darurat

Pakar UGM Sebut Remdesivir Diberikan untuk Pasien Covid-19 Kondisi Darurat Ilustrasi virus corona. ©2020 Merdeka.com/liputan6.com

Merdeka.com - Nama obat antivirus Remdesivir belakangan ini ramai diperbincangkan. Remdesivir diklaim mampu menyembuhkan pasien positif virus Corona.

Obat antivirus asal India ini saat ini telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinis UGM, Zullies Ikawati menyebut jika pemberian Remdesivir hanya diberikan dalam kondisi darurat karena saat ini belum ada obat Covid-19.

"Obat ini diberikan izin edar dalam bentuk Emergency Use Authorization (EUA). Artinya, izin penggunaan obat diberikan secara darurat karena belum ada obat Covid-19 yang definitif dan disetujui. Bukan keadaan darurat karena pasien dalam kondisi darurat ya," ujar Zullies dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/10).

Zullies menyebut Remdesivir dalam beberapa bulan terakhir dipakai dalam uji coba yang dilakukan oleh WHO. Sejumlah negara, kata Zullies juga menggunakan obat tersebut dan hasilnya menunjukkan adanya efektivitas yang baik saat digunakan dalam pengobatan pasien Covid-19.

Zullies menuturkan jika pemberian Remdesivir mampu mempersingkat masa penyembuhan pada pasien Covid-19. Meskipun demikian, sambung Zullies, Remdesivir tidak bisa didapat secara bebas di pasaran. Obat langsung didistribusikan ke rumah sakit dan tidak tersedia di apotik.

"Remdesivir merupakan obat antivirus. Dulu dikembangkan untuk mengatasi virus-virus RNA dan pernah dicobakan saat ada wabah Ebola dan MERS," kata Zullies.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini menjelaskan Remdesivir adalah senyawa analog (mirip) dengan adenosine dan bisa menyusup ke dalam rantai RNA. Obat ini bekerja dengan menghambat replikasi virus dalam tubuh.

Keunikan dari Remdesivir disebutkan Zullies adalah prodrug dimana obat akan mengalami perubahan menjadi zat aktif ketika sudah berada dalam tubuh pasien. Bentuk ini dapat meningkatkan masuknya obat ke dalam sel dan melindungi obat sampai di tempat kerjanya.

Zullies menyebut modifikasi penting pada Remdesivir adalah gugus karbon nitrogen (CN) yang melekat pada gula. Karenanya, begitu remdesivir dimasukkan ke dalam rantai pertumbuhan RNA, keberadaan gugus CN akan menyebabkan bentuk gula mengerut.

"Pada akhirnya ini menghentikan produksi untai RNA dan menyabotase replikasi virus. Adanya perubahan ikatan C-N menjadi C-C menyebabkan Remdesivir tidak dapat dilepaskan oleh enzim targetnya yaitu RNA-dependent RNA Polymerase, di mana kondisi tersebut menjadikannya tetap berada dalam rantai RNA yang tumbuh dan memblokir replikasi virus," papar Zullies

Lebih lanjut Zullies menyampaikan untuk penggunaan Remdesivir hanya boleh digunakan pada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan usia di atas 12 tahun dan berat badan minimal 40 Kg. Untuk pemberian obat dilakukan melalui injeksi dengan infus.

Efek Samping

Zullies mengungkapkan penggunaan Remdesivir pada hari pertama sebanyak 200 miligram, lalu di hari kedua dan berikutnya diberikan sebanyak 100 miligram/hari. Adapun pemberian obat dilakukan 5 hingga 10 hari.

Kendati dapat membantu dalam pengobatan Covid-19, Zullies menyebutkan Remdesivir memiliki sejumlah efek samping. Beberapa diantaranya yaitu mual dan muntah.

Efek samping lainnya, imbuh Zullies adalah Remdesivir bisa meningkatkan enzim transaminase di liver sehingga berpotensi merusak liver. Oleh sebab itu, penggunaan obat ini harus diberikan secara hati-hati pada pasien yang terindikasi memiliki gangguan fungsi hati.

Zullies mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan adanya interaksi obat Remdesivir dengan obat lain. Namun, ada kemungkinan penggunaan obat lain justru akan memengaruhi ketersediaan Remdesivir dalam darah.

"Beberapa antibiotik seperti rifampin dan clarithromycin dilaporkan memengaruhi ketersediaan Remdesivir dalam darah. Namun, itu masih sementara, mungkin bisa bertambah lagi obat yang berinteraksi jika sudah banyak informasi tentang penggunaannya," urai Zullies.

"Keamanan penggunaan Remdesivir bagi wanita hamil dan menyusui juga belum diketahui. Namun, pada uji pre klinik pada tikus dan kera diketahui penggunaan Remdesivir bisa memengaruhi ginjal pada janin," tutup Zullies.

(mdk/eko)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Ciri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami

Ciri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami

Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya