Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pakar Sebut Ribuan Orang Meninggal saat Isoman Jadi Gambaran Risiko di Masyarakat

Pakar Sebut Ribuan Orang Meninggal saat Isoman Jadi Gambaran Risiko di Masyarakat Perjuangan relawan jemput jenazah pasien Covid-19 yang isoman. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Sebanyak 2.313 orang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri berdasarkan data dari Komunitas LaporCovid-19. Jumlah tersebut tercatat sejak awal Juni sampai 22 Juli 2021.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengamini bila data tersebut menunjukkan tingkat kerentanan kesehatan pasien isoman sangat tinggi. Sebab, para pasien isolasi mandiri cenderung berada di luar jangkauan pemerintah.

"Maka yang isolasi mandiri, ini terlihat di luar radar atau jangkauan pemerintah," kata Hermawan ketika dihubungi merdeka.com, Kamis (22/7).

"Tetapi bagusnya dari data LaporCovid ini sebenarnya memberikan gambaran seberapa parah risiko yang di lapangan, di pemukiman, di tempat tinggal masing-masing. Penyakit ini memang membunuh dan menyakitkan," tuturnya.

Dia juga menilai data tersebut pasti akan dipertanyakan oleh pemerintah. Meskipun, bisa menjadi gambaran kondisi masyarakat yang menjalani isolasi di rumah.

"Jadi indikasi ini harus dilihat sebagai gambaran risiko di masyarakat. Sehingga upaya yang dilakukan tidak biasa-biasa saja, karena kondisi juga tidak biasa-biasa saja. Itu yang kita sikapi, karena metodenya berbeda dengan pemerintah," tambahnya.

Namun demikian, Hermawan mengungkap jika pelacakan terhadap pasien-pasien yang menjalani isolasi mandiri cukup rumit. Karena banyak dari mereka yang tidak terdeteksi melalui skema dari tracing dari pemerintah.

"Karena banyak yang tidak melaporkan atau yang tidak terkonfirmasi dengan upaya pemerintah. Tetapi lebih banyak yang mandiri, kemudian testing mandiri (swab antigen). Kemudian isolasi mandiri dan pada akhirnya yang meninggal pun boleh jadi banyak yang tidak terlaporkan," bebernya.

"Sebenarnya kalau diagnosa PCR, orang yang terkonfirmasi PCR kan pasti terdaftar di Kementerian hampir semua. Walau tidak semua, tapi sekitar 80-90 persen itu di laboratorium itu terdaftar. Sehingga kalau orang terkonfirmasi positif terdata di pemerintah," tambahnya.

Meski demikian, Hermawan menilai kehadiran rapid antigen di pasaran berdampak pada hasil data warga terpapar Covid-19 menjadi tidak akurat. Sebab banyak dari masyarakat yang usai dinyatakan reaktif melalui swab test antigen, tidak dilanjutkan melakukan swab test PCR yang menjadi pendataan setiap kasus Covid-19.

"Di sisi lain banyak sekali rapid swab antigen yang dilakukan secara mandiri. Bahkan oleh masing-masing individu dibeli alatnya karena caranya simpel, alatnya simpel. Dari situ dijadikan perorangan terkadang mengklaim dirinya terpapar atau tidak dan lakukan isoman," tuturnya.

"Nah ini memang plus minusnya terjadi, plusnya orang cepat mengkonfirmasi apakah dirinya perlu perawatan atau tidak, isoman atau tidak. Tetapi di sisi lain, karena tidak terdata sehingga dianggap bukan bagian dari temuan kasus yang ditemukan dari pemerintah sendiri. Padahal ini berisiko," lanjutnya.

Paparan Data LaporCovid

Sebelumnya, Komunitas LaporCovid-19 menyatakan 2.313 jiwa meninggal saat melakukan isolasi mandiri. Data analyst LaporCovid-19, Said Fariz Hibban mengatakan, angka rekapitulasi kematian di luar rumah sakit berasal dari hasil pendataan dari seluruh provinsi di Indonesia. Terbanyak, angka kematian saat isolasi mandiri berasal dari Jakarta sebanyak 1.161 jiwa.

"Baru hari ini saya dapat data dari teman-teman DKI, angkanya rentang awal Juni sampai 21 Juli kemarin sebanyak 1.161 orang," ucap Said.

Dalam pemaparannya, Said menunjukan sebuah grafik catatan laporan kematian pasien terkonfirmasi ataupun berstatus suspek Covid-19, dengan angka tertinggi terjadi pada 29-30 Juni dan 13-14 Juli.

Pada periode 29 sebanyak 42 orang meninggal, sementara pada 30 Juni sebanyak 50 orang meninggal dunia. Sedangkan untuk kematian pada 13-14 Juli sebanyak 42 orang.

Jika sebelumnya catatan LaporCovid-19, provinsi dengan rekam kematian saat isolasi mandiri di luar fasilitas kesehatan, cukup tinggi ada di Jawa Barat. Saat ini, angka tertinggi kematian saat isolasi mandiri terjadi di Jakarta.

"Sebelumnya Jawa Barat mendominasi kasus kematian saat isolasi mandiri, sekarang posisinya digantikan oleh Provinsi Jakarta," ucapnya.

Saat memaparkan data-data, Said meyakini jumlah tersebut tentu belum mewakili kondisi sesungguhnya di komunitas, karena tidak semua orang melaporkannya ke LaporCovid-19, media sosial, atau diberitakan media massa.

"Kami mengkhawatirkan, hal ini merupakan fenomena puncak gunung es dan harus segera diantisipasi untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa di luar fasilitas kesehatan," tandasnya.

Dia juga menyarankan, selain memperkuat fasilitas kesehatan dan sumber daya tenaga kesehatan, harus ada pembatasan mobilitas secara ketat untuk mencegah terus melonjaknya laju penularan kasus yang akan meningkatkan risiko kematian.

(mdk/ray)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei ASI: Anies-Cak Imin Dianggap Mampu Atasi Krisis Iklim, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Komitmen

Survei ASI: Anies-Cak Imin Dianggap Mampu Atasi Krisis Iklim, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Komitmen

Survei ASI dilakukan di Jabodetabek pada 16-21 Desember dengan populasi penduduk 17-23 tahun dan 24-39 tahun.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menkes Beberkan Data Jumlah Petugas Pemilu 2024 Meninggal Turun Dibanding 2019

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.

Baca Selengkapnya
Cek Fakta: Cak Imin Sebut Kekayaan 100 Orang Indonesia Setara 100 Juta Penduduk, Benarkah?

Cek Fakta: Cak Imin Sebut Kekayaan 100 Orang Indonesia Setara 100 Juta Penduduk, Benarkah?

Menurut Cak Imin, ketimpangan itu harus dibenahi. Dia berharap, ketimpangan Tanah Air bisa ditekan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Makanan Bersantan Memang Menggoda, Tapi Berisiko Sebabkan Darah Tinggi bahkan Asam Lambung Naik

Makanan Bersantan Memang Menggoda, Tapi Berisiko Sebabkan Darah Tinggi bahkan Asam Lambung Naik

Penting untuk memperhatikan jumlah santan yang dikonsumsi setiap hari karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti hipertensi dan asam lambung.

Baca Selengkapnya
Bahaya Konsumsi Terlalu Banyak Ikan Pindang bagi Kesehatan

Bahaya Konsumsi Terlalu Banyak Ikan Pindang bagi Kesehatan

Walau rasanya disukai oleh banyak orang, namun konsumsi terlalu banyak ikan pindang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Baca Selengkapnya
5 Makanan-Minuman yang Berisiko Meningkatkan Tekanan Darah

5 Makanan-Minuman yang Berisiko Meningkatkan Tekanan Darah

Makanan dan minuman yang bisa memicu naiknya tekanan darah atau hipertensi.

Baca Selengkapnya
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Hindari Konsumsi 6 Makanan dan Minuman Ini saat Mengalami Masalah Tenggorokan

Hindari Konsumsi 6 Makanan dan Minuman Ini saat Mengalami Masalah Tenggorokan

Pada saaat mengalami sakit tenggorokan, penting untuk melakukan berbagai cara agar masalah ini tidak memburuk.

Baca Selengkapnya