Pakar Politik: Ipul mampu padukan budaya dan agama dalam program
Merdeka.com - Pakar Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Prof. Dr. Agus Sukristyanto, MS kepada Merdeka.com mengatakan, Pilgub Jatim memiliki perbedaan dengan daerah-daerah lain.
Gaya sosialisasi yang dilakukan pasangan calon juga mengalami perbedaan, untuk itu persaingan kedua pasangan calon ini berjalan dengan ketat. Kedua paslon, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa-Emil E. Dardak bersaing untuk bisa menang di Jawa Timur.
"Saya melihat Gus Ipul memiliki kemampuan untuk mengasimilasikan antara agama dan kultur masyarakat," katanya.
Dengan kemampuan yang dimiliki, Gus Ipul menciptakan program-program yang tidak mengabaikan keberadaan budaya masyarakat. Gus Ipul sangat cerdas membaca apa yang diinginkan masyarakat saat ini, untuk itu program-program yang dimilikinya telah tercantum dana visi dan misi menjadikan Jatim maju secara berkelanjutan.
Gus Ipul, ungkap Agus, telah membaca dan memahami untuk bisa melakukan integrasi sebuah nilai dan norma. Gus Ipul, lanjut dia berbeda dengan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), mantan Gubernur DKI Jakarta. Ahok memiliki peluang besar untuk bisa memimpin DKI Jakarta, karena kinerjanya sangat bagus.
Namun, Ahok tidak bisa menjadikan budaya sebagai sandingan dari kebijakan-kebijakan yang dimiliki. Dengan fakta ini, maka Ahok akhirnya harus berurusan dengan aparat hukum. Padahal, jika Ahok memadukan budaya dan aturan pemerintah, Ahok mampu untuk mempertahankan jabatan Gubernur.
"Dalam dunia politik, leader atau pemimpin harus memperhatikan dua persoalan, yakni budaya dan aturan. Jika ini dipadukan, pemimpin itu bisa diterima masyarakat," ujar Agus.
Seorang leader, lanjut Agus, harus memiliki visi dan misi yang disebut performance, pemimpin harus mengetahui bagaimana tupoksinya atau tugasnya. Tupoksi ini harus dipadukan dengan budaya yang terjadi di masyarakat. Jika kedua faktor ini berjalan dengan bersama-sama, maka kepemimpinan akan berjalan dengan baik.
Hal ini juga dilakukan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, pimpinan perempuan pertama Surabaya ini mampu memadukan antara tugas dan budaya yang ada di Surabaya. Dengan kondisi itu, Risma mampu untuk memimpin Surabaya bahkan terkesan dipertahankan masyarakat Surabaya. Apalagi kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Risma selalu melihat kondisi masyarakat.
"Perpaduan budaya dan tugas itu sangat penting. Dan Gus Ipul memiliki hal ini," ucap Agus.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PBNU Dukung Wacana Pilpres Satu Putaran: Bisa Hemat Anggaran dan Pas Ramadan Khusyuk Ibadah
Gus Ipul menyebut Pilpres 2024 satu putaran bisa mendukung kekhusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah pada Ramadan 1445 Hijriah.
Baca SelengkapnyaGus Ipul Ingatkan Kinerja ASN di Hari Pertama Usai Libur Lebaran
Gus Ipul meminta kinerja ASN di Pemkot Pasuruan berorientasi pelayanan publik
Baca SelengkapnyaKasus Konten Boleh Tukar Pasangan, Gus Samsudin Berpotensi Dijerat Pasal Penistaan Agama
Polisi memeriksa ahli agama dan ahli pidana terkait kasus konten boleh tukar pasangan suami istri Gus Samsudin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Siapkan 21 Program Andalan, Ganjar: Tak Bisa Jalan Kalau Kalah
45 Hari jelang pemungutan suara, Ganjar yakin 21 Program Andalan jadi senjata.
Baca SelengkapnyaGus Halim: Jokowi Titip Salam ke Cak Imin, Apresiasi Pencapaian Raihan Suara PKB
Jokowi mengapresiasi pencapaian diraih PKB di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaGus Imin Buka Peluang Koalisi dengan PDIP: Bu Mega Seperti Orangtua Saya Sendiri
Gus Imin mengungkap sering menarima masukan hingga dimarahi oleh Megawati
Baca SelengkapnyaBeda Program Ganjar dan Prabowo Versi Sekjen PDIP
Hasto menyebut berbagai program Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024 memang lebih besar mencapai Rp 506 triliun.
Baca SelengkapnyaIsu Jokowi dan Gibran Bakal Golkar, Begini Kata Sekjen PDIP
Namun, kata dia untuk membangun peradaban politik yang berpihak kepada kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaAlasan Polisi Jemput Paksa Gus Samsudin Buntut Konten Suami Istri Boleh Tukar Pasangan: Takut Melarikan Diri
MUI Jatim juga menegaskan konten yang dibuat Gus Samsudin bertentangan dengan ajaran Islam.
Baca Selengkapnya